TEMPO.CO, Jakarta - Nama adalah sebuah doa dan harapan. Ini juga berlaku bagi Wali Kota Bogor yang sudah terpilih, Bima Arya. (Baca: Sindiran Bima Arya Tentang Pemimpin Muda).
"Dulu, ayah dan ibu saya memberikan nama saya Bima Arya mungkin dengan harapan saya bisa seperti tokoh dalam pewayangan yang berkarakter jujur, berani, hitam, putih dan egaliter," kata Bima pada Selasa malam, 10 Desember 2013, di kediamannya yang asri di Bogor yang menggelar acara silaturahmi dan dongeng untuk bangsa.
Bima mengaku, terkesan dengan filosofi dan karakter sosok putra Pandawa kedua seperti dalam kisah pewayangan Bharata Yudha. Tokoh itu diakuinya menjasi inspirasi sejak kecil. Terlebih dia juga sudah dekat dengan cerita pewayangan.
"Karakter Bima seolah menjadi panutan yang mesti saya lakukan minimal enggak harus sama tapi saya mesti bertanggung jawab dengan nama yang sudah diberikan ayah ibu saya," kata Bima.
Pria kelahiran Bogor, 17 Desember 1972 ini, akan dilantik menjadi orang nomor satu di kota hujan pada 9 April 2014. "Saya terbiasa dengan ujian proses yang membutuhkan waktu lama. Dalam hidup ditempa pada sebuah proses menjadi jauh lebih penting ketimbang bicara hasil," ujar dia.
Doktor Ilmu Politik dari Australian National University Canberra, Australia ini, mengatakan hal yang dikagumi dengan ketokohan Bima adalah sikap tegas, berani, dan tanpa kompromi. "Insya Allah saya bisa seperti tokoh di pewayangan ini. Dan saya meyakini musuh terbesar dalam hidup adalah hawa nafsu," kata dia.
HADRIANI P
Topik Terhangat
Kecelakaan Kereta Bintaro | SEA Games Myanmar | Pelonco Maut ITN | Dinasti Atut | Mandela Wafat |
Berita Terpopuler
Fantastic Fatin, Menengok Keseharian Fatin Shidqia
Selebriti Hollywood Ternyata Dibayar Berlebihan
Bimbim Slank Bicara Tragedi Kereta Bintaro
Roy Suryo Nyanyi Indonesia Raya di Konser Slank