TEMPO.CO, Bogor - Kepala Kepolisian Resor Bogor Komisaris Besar Asep Safrudin menduga bentrokan di kawasan Puncak dipicu ulah massa bayaran. Polisi serta Polisi Pamong Praja bentrok dengan puluhan orang saat hendak membongkar vila di Blok Cipandawa, Kampung Sirnagalih, Desa Megamendung, Bogor, Kamis, 12 Desember 2013.
"Setelah kami periksa langsung, mereka bukan warga asli sini," kata Asep lewat telepon. Dia mengatakan, terdapat sekitar 20 orang dan juga penjaga vila yang terlibat di insiden itu. Asep menduga aksi kekerasan itu telah direncanakan. "Seperti sudah ada strateginya." Saksi juga melihat penentang pembongkaran membawa bom molotov.
Asep mengatakan sudah mengantisipasi penolakan orang-orang yang bekerja di lokasi vila yang tidak rela kehilangan mata pencaharian. "Tapi saya lihat di sini yang ricuh bukan warga setempat. Ada dugaan mereka adalah perusuh bayaran," katanya.
Untuk meredam bentrok, Kepolisian Bogor mengerahkan sekitar 200 personel. Mereka membantu sekitar 100 anggota Satpol PP yang bertugas membongkar vila yang melanggar peruntukan lahan tersebut.
REZA ADITYA
Berita Lainnya:
Jepang Hibah Rp 70 T buat Kereta Supercepat di RI
Dikuntit Media, Jokowi: Asal Tidak Ikut Saya Mandi
Inilah Ponsel Android Pertama Nokia
Badan Intelijen Amerika, NSA, Rekrut Remaja
Jokowi Setuju Bahasa Inggris di Tingkat SD Dihapus
Kontroversi Paus Fransiskus