TEMPO.CO , Jakarta:Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan curah hujan di Jakarta selama sepekan ke depan masih sangat bervariasi. Intensitas hujan mulai dari ringan, sedang, hingga berat.
Menurut Kepala Sub Bidang Informasi Cuaca Ekstrem BMKG, Kukuh Ribudiyanto, Desember ini sudah memasuki musim penghujan. Jakarta dan daerah penyangga lainnya tertutup awan. "Potensi hujan tetap ada, potensi meratanya pun ada. Tetapi, intensitas hujannya belum begitu rata," kata Kukuh ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 14 Desember 2013.
Hujan Jakarta dan sekitarnya cenderung bersifat lebih lama dibandingkan dengan daerah Nusa Tenggara Barat atau Nusa Tenggara Timur. Menurut Kukuh, ini karena uap air dari Asia dan lainnya sudah banyak memasuki wilayah Indonesia, terutama bagian barat Indonesia.
Hujan pun bisa turun mulai dari pagi hingga malam hari. Musim hujan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Januari atau Februari mendatang. Meski begitu, intensitas hujan yang lebat juga mesti diantisipasi sejak sekarang. Karena, hujan lebat bisa tergantung kondisi regional seperti kelembaban dan kecepatan angin.
"Semakin tinggi kelembabannya atau pola angin yang menumpuk, hujan bisa semakin besar. Ini bisa terjadi kapan pun saat musim penghujan seperti sekarang," katanya.
Bagaimana dengan potensi banjir? Kata Kukuh, hujan memang mendukung banjir. Namun faktor lingkungan sangat besar. Banjir benar-benar terjadi akibat dari hujan yang sering, lebat, dan sifatnya rata.
Untuk sepekan depan, katanya, daerah yang mesti bersiap menghadapi hujan lebat dan rata yakni di utara Jakarta, terutama ketika laut pasang pada bulan purnama atau bulan mati pada tanggal 15 tahun Hijriyah. Kemungkinan untuk terjadinya rob pun semakin tinggi, ditambah lagi intensitas hujan yang tinggi. "Jadi Utara bersiap-siap," katanya.
SUTJI DECILYA