TEMPO.CO, Jakarta -Garda Nusantara (18) pelajar kelas 3 SMK YMIK Joglo, berniat berlatih musik bersama teman-teman satu kelompok band ketika ditusuk dan dirampok pada Ahad malam 15 Desember 2013. "Dia pamit ke kakaknya mau ketemu teman-teman bandnya," ujar Noer (71) ayah Garda saat ditemui di rumahnya di Jalan Pos Pengumben RT 01 RW 06 Kelurahan Kelapa Dua, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Senin, 16 Desember 2013.
Garda tewas dengan luka tusuk di dada. Sementara itu sepeda motornya jenis Yamaha Mio bernomor polisi B 6449 UFK dirampas. (Baca: Pertahankan Motor dari Perampok, Pelajar Tewas Ditusuk). Pada malam itu Garda tengah melintas di Jalan Raya Joglo menuju Kembangan, Jakarta Barat. Dia lalu dipepet 4 laki-laki yang mengendarai dua sepeda motor.
Garda sempat melakukan perlawanan, namun akhirnya roboh setelah dadanya ditusuk pisau pemecah es oleh pelaku yang belum diketahui identitasnya. Motor milik Garda dibawa kabur pelaku ke arah Kembangan. Sedangkan Garda yang dilarikan ke Rumah Sakit Permata Hijau tak tertolong sebelum mendapatkan perawatan.
Noer menyatakan tidak mendapat firasat apapun sebelum anaknya tewas. "Tapi pas Minggu siang itu, dia pagi-pagi susah dibangunkan, padahal rajin." Saat itu, ujarnya, putra ke-sembilannya itu mengatakan masih ingin tidur lama. "Tahunya benar, dia tidur selama-lamanya," tuturnya lesu.
Jenazah Garda dimakamkan Senin siang di Taman Pemakaman Umum Joglo. Saat Tempo berkunjung ke rumahnya, tampak kerabat dan teman-teman Garda masih berkumpul.
Noer mengatakan, lokasi tempat anaknya dirampok memang rawan. "Saya dengar dari warga sekitar, dalam sebulan terakhir sudah ada 7 kali kasus serupa dengan modus yang sama."
Noer berharap Polisi bisa segera menemukan pelaku perampok dan pembunuh anaknya. "Mereka harus dihukum berat," ucapnya.
PRAGA UTAMA
Terpopuler
Elektabilitas Merosot, Demokrat Salahkan Televisi
Ditangkap KPK, Kajari Praya Langsung Diberi Sanksi
Sogok Jaksa Praya, Perusahaan Eks Anggota MPR Terseret
Elektabilitas Jokowi Mencapai 44 Persen