TEMPO.CO, Depok - Sebut saja Melati. Gadis berusia 19 tahun ini menutup wajahnya dengan masker di ruangan pemeriksaan Satuan Polisi Pamong Praja Depok. "Saya pulang kerja dari Jakarta, karena jauh mampir dulu untuk nobar (nonton bareng) Indonesia melawan Thailand," kata Melati, Ahad dinihari.
Melati digiring petugas Satpol PP bersama pasangannya IG, 33 tahun, saat berada di Hotel Bumi Wiyata, Sabtu malam. Saat itu, sekitar 150 personel petugas Satpol PP mengepung hotel tersebut dalam razia pra-Operasi Lilin yang akan dilaksanakan bersama Kepolisian Resor Depok. Operasi Lilin digelar untuk pengamanan Natal dan tahun baru, yang akan dimulai hari ini.
Warga Jalan Cabe V, Pamulang itu, mengatakan dia ditangkap saat akan keluar hotel karena pertandingan final cabang sepak bola di SEA Games baru saja selesai. "Kami sudah mau naik lift, eh ternyata petugas banyak sekali," kata gadis yang mengenakan kaos hitam malam itu.
Menurut Melati, pasangannya adalah teman lamanya, warga Kelurahan Kalisari, Pasar Rebo. "Dia adalah asisten dosen dan sudah punya istri. Kami sudah lama kenal," kata Melati.
Adapun IG sendiri menolak berkomentar. Namun, ketika diinterogasi petugas akhirnya dia mengaku. Pasangan ini akhirnya dibebaskan sekitar pukul 02.30 dini hari, setelah identitasnya dicatat. "Sekarang kita tolerir dengan catatan tidak melakukannya lagi," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Satpol PP Depok, Diki Erwin.
Ternyata malam itu, bukan hanya Melati dan pasangannya yang ditangkap. Ada 13 orang yang terkena razia malam itu, yakni lima pasangan yang sedang berada dalam kamar hotel. Tapi, satu orang dari lima pasangan itu berhasil kabur. "Yang miris adalah IG, yang merupakan seorang pengajar dan pasangannya yang masih pelajar," kata Diki.
Ada pula empat wanita yang diduga sebagai pekerja seks komersial ditangkap di sebuah warung remang-remang. Namun, semua yang ditangkap malam itu dibebaskan setelah dicatat identitasnya.
ILHAM TIRTA