TEMPO.CO, Jakarta - Ketersediaan transportasi publik di Provinsi DKI Jakarta menjadi pekerjaan rumah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama di 2014. Hal ini diungkapkan pengamat perkotaan Yayat Supriatna kepada Tempo, Kamis, 26 Desember 2013.
Dia menuturkan beberapa janji Jokowi-Ahok soal transportasi publik melenceng dari target.
"Misalnya pengadaan bus Transjakarta dan bus sedang yang awalnya ditagetkan 1.000 unit jadi 600-an saja," kata Yayat. Bahkan, keterlambatan kedatangan bus-bus ini pun cukup menjadi sorotan.
Selain itu, hibah peremajaan bus Kopaja dan Metromini yang tak kunjung terealisasikan. Padahal, kondisi bus-bus yang ada di jalanan sudah jauh dari layak.
Yayat mendesak pasangan Jokowi-Ahok agar lebih serius dalam menangani masalah transportasi ini. Janji pengadaan 3.000 unit bus Transjakarta dan bus sedang harus direncanakan secara matang.
Jika asal-asalan, hal itu malah akan menurunkan kepercayaan publik. "Masalah transportasi ini sensitif di Jakarta," ujarnya. Sebab, ini berhubungan dengan macet yang menjadi momok.
Catatan positif di bidang transportasi adalah dimulainya proyek Mass Rapid Transit dan pembangunan monorel. Sayangnya, kedua moda ini baru bisa dinikmati beberapa tahun lagi.
SYAILENDRA
Berita Lain:
Kepergok, Sandra Dewi Ngaku Gak Kenal Edgard
Ahok: Pak Jokowi dan Bu Mega Cuma Mampir
Wanita Butuh Tidur Lebih Lama
Bertemu Ahok, Apa Kata Jokowi dan Megawati
Revisi DNI Dinilai Merugikan Indonesia