TEMPO.CO, Jakarta - Lalu lalang pengunjung di Pasar Cipinang Besar, tempat relokasi Pasar Gembrong, tak seramai yang ada di Pasar Gembrong lama, Jalan Basuki Rachmat, Jakarta Timur. Jumlahnya pun bisa dihitung oleh jari. Tak hanya itu, banyak kios yang masih tertutup rapat tak terisi, tandanya pedagang kaki lima tak berminat.
Joko, 26 tahun, salah satu pedagang mainan, mengatakan bahwa pengunjung yang datang ke Cipinang Besar relatif lebih sedikit dibanding ketika dirinya berjualan di tempat lama. "Wajar saja mereka banyak yang pindah lagi ke Gembrong lama karena di pinggir jalan dan ramai," ujarnya kepada Tempo, Kamis, 26 Desember 2013.
Ia melanjutkan, "Di sini ramainya pada hari tertentu saja. Seperti hari kemarin pas libur Natal." Tak hanya itu, ia menuturkan, ada sebagian pedagang di Pasar Gembrong baru yang hanya menyimpang barangnya di kios. Namun, jualannya tetap di Pasar Gembrong lama.
Namun selebihnya, menurut dia, hampir semua kios tak berpenghuni. Harga barang yang cenderung lebih mahal membuat pengunjung enggan membeli di Pasar Gembrong baru.
Dari pantauan Tempo di Pasar Gembrong lama, ratusan pedagang mainan dan karpet tumpah ruah. Bahkan, pedagang merengsek sampai bahu Jalan Basuki Rahmat. Tak ayal lalu lintas pun jadi tersendat karena jumlah pengunjung yang membeludak, terutama pada hari libur Natal. Diprediksi, jumlah pengunjung akan terus bertambah sampai tahun baru karena pedagang menjual berbagai aneka bentuk mainan keperluan tahun baru seperti terompet. (Baca : PKL Gembrong Kembali Berdagang di Trotoar)
Warsidi, 50 tahun, penjual mainan, mengatakan dirinya bersama pedagang lainnya kembali berjualan di bahu jalan karena mendapatkan restu dari petugas Satpol PP. Selama libur Natal dan tahun baru, para pedagang mainan Pasar Gembrong diperbolehkan berjualan kembali di lokasi lama.
"Kami diizinkan berjualan sampai malam tahun baru," ujar dia kepada Tempo di lokasi, Rabu, 25 Desember 2013. Ia pun mengaku restu berjualan kembali di tempat lama tak didapat dengan gratis. "Ada lah uang buat beli rokok petugas," ucapnya.
Kendati demikian, Warsidi dan para pedagang lainnya tak berani berjualan jika hari biasa. Pasalnya, lokasi tempat berjualan dijaga oleh petugas Satpol PP. "Ini saja pas hari liburan diperbolehkan karena tidak begitu menyebabkan kemacetan."
Joko mengaku pasrah dengan kondisi pasar yang sepi. Ia pun tak berani berjualan di Pasar Gembrong lama karena takut dengan aparat. Dengan getir ia berkata, "Rizki mah tak akan ke mana-mana."
ERWAN HERMAWAN
Berita Terpopuler
Natal, Megawati dan Jokowi Kunjungi Ahok
Mayat Karyawati Membusuk di Kamar Kontrakannya
Konsumsi Narkoba, Bos Hanura Diancam Bui 12 Tahun
Jokowi: Perbaikan Tanggul Latuharhary Tiga Hari