TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Sektor Metro Kebayoran Baru Ajun Komisaris Besar Anom Setyadji mengatakan, penyidik kesulitan menangkap pelaku pembacokan yang dialami oleh dua orang siswa SMA Negeri 6 Jakarta. Kendalanya, tak ada rekaman kamera closed circuit television saat kejadian berlangsung.
"Kejadian yang tak terekam kamera CCTV menyulitkan penyidikan," kata Anom saat dihubungi, Sabtu, 28 Desember 2013.
Anom menuturkan, penyidik tak mendapatkan keterangan yang cukup untuk mengarahkan pelaku penganiayaan yang terjadi di dua tempat yang berbeda tersebut. Keterangan para saksi menjadi satu-satunya sumber yang digunakan untuk mengungkap motif dan pelaku. (Baca :Polisi Masih Buru Pembacok Siswa SMAN 6)
MBR, 17 tahun, siswa SMA Negeri 6 Jakarta, yang sedang mengendarai sepeda motor di depan Taman Barito, Jakarta Selatan, tiba-tiba dibacok oleh salah satu dari 15 orang pelajar yang muncul tiba-tiba dari arah yang berlawanan pada Rabu, 18 Desember, lalu sekitar pukul 14.30 WIB. Akibatnya, Anom berujar, MBR menderita luka bacok celurit di paha kanan atasnya.
Pada hari yang sama, AA, 15 tahun, yang juga pelajar SMA Negeri 6 Jakarta, menderita luka di pelipis bagian kiri akibat diserang menggunakan gir bertali. Penyerangan dilakukan oleh seseorang dari kelompok pelajar yang menggunakan helm di Jalan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Untuk itu, Anom mengimbau pemilik gedung dan bangunan di kawasan Kebayoran Baru agar memasang kamera CCTV yang juga mengarah ke jalan raya. Tak hanya sekadar memasang, ia juga menyarankan agar resolusi dan teknologi kamera yang yang ada diperbarui. Alasannya, kamera yang telah terpasang saat ini beresolusi rendah. "Gambarnya pecah saat diperbesar, wajah pelaku tetap buram," ujar Anom.
LINDA HAIRANI
Berita Terpopuler
Penertiban di Taman Burung Ricuh
Minta Pesta Resepsi, Istri Diseret Pakai Motor
Banjir, Perumnas 3 Jadi Pluit-nya Bekasi
Jokowi Diminta Percepat Pembebasan Lahan JORR W2