TEMPO.CO, Jakarta - Dwi Apriani alias Moza, pemandu karaoke yang tewas gantung diri di dalam kamar mandi kosnya dikenal sebagai orang yang tertutup. Lia, salah satu teman kosnya mengatakan Moza sangat jarang bersosialisasi dengan teman satu kos. "Korban sangat tertutup. Kalau ketemu saya saja hanya say hello," ujar dia di lokasi kejadian, Senin, 30 Desember 2013.
Moza ditemukan tewas di dalam kamar mandi kosnya di Jalan Kayumas Tengah RT 10 RW 04 Nomor 134, Pulogadung, Jakarta Timur, siang tadi oleh rekan satu kosnya Icha dan Fatur serta seorang tukang ojek. Mereka mendobrak kamar perempuan 22 tahun itu setelah ketukan mereka tak juga disahut oleh pemandu karaoke di kawasan Kelapa Gading ini.
Moza sendiri belum lama ini tinggal di rumah kos yang ia tempati sekarang. Ia baru sekitar 5 bulan menempati kamar seharga Rp 900 ribu per bulan itu. Kendati tertutup, Lia mengatakan, Moza kerap membawa para temannya ke kos. "Banyak yang datang ke kamarnya, tak hanya perempuan, lelaki juga," ujarnya.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto mengatakan pihaknya masih mendalami motif bunuh diri Moza. "Kami sedang dalami temuan yang ada di tempat kejadian perkara agar bisa diketahui latar belakang terjadinya peristiwa gantung diri tersebut," katanya di tempat lokasi.
Saat ini, kata dia, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara. Hasilnya, tak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. "Kami sudah mengumpulkan barang bukti berupa selendang biru yang digunakan korban untuk gantung diri." Selain itu, polisi telah memeriksa 3 saksi terkait dengan kejadian bunuh diri ini.
ERWAN HERMAWAN