TEMPO.CO, Jakarta--Malam tahun baru telah dilalui dengan meriah tanpa hambatan hujan. Padahal, Jakarta sempat diguyur hujan pada sore di pengujung tahun. Air baru turun dari langi lagi ketika sudah memasuki tahun baru dini hari. Benarkah pawang berhasil "menghentikan" hujan di ibu kota?
Ahli sejarah Betawi dari Lembaga Kebudayaan Betawi, Yahya Andi Saputra mengatakan warga Betawi kerap menggunakan jasa pawang hujan alias dukun rangkeng dalam setiap hajatan. "Kalau kami mau bikin acara kebudayaan yang mengundang pejabat, seperti Gubernur Joko Widodo, pasti kami pakai dukun rangkeng agar lancar," kata Yahya. (Lihat juga: Jakarta Zaman Baheula, Pawang Hujan Dikerangkeng)
Belum diketahui apakah dukun rangkeng 'turun tangan' dalam pesta menyambut tahun baru kemarin. Menurut Yahya, dukun rangkeng tak hanya menangkal hujan turun. Ia juga dipercaya punya kemampuan menarik minat khalayak untuk menghadiri sebuah hajat.
Yahya menambahkan rangkeng saat ini masih eksis meski zaman sudah semakin modern. Ilmu dukun rangkeng, kata yahya, turun-termurun ke anak cucu mereka. Ilmu dukun rangkeng tercatat dalam kitab mujarobat yang ditulis pada zaman Sunan Kalijaga. "Masyarakat Betawi percaya Dukun Rangkeng punya kemampuan memindahkan energi hujan dari satu tempat ke tempat lain."
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta Arie Budhiman menyatakan, Pemprov DKI menggunakan jasa pawang hujan untuk menahan curah hujan yang mungkin terjadi di gelaran tersebut. "Kami ikhtiar pakai pawang," kata Arie melalui pesan pendeknya kepada Tempo.
PRAGA UTAMA | ISMI DAMAYANTI
Baca juga:
Tahun Baru, Jokowi-Ahok Pakai Seragam Kotak-Kotak
Balok Beton di Tanggul KBB Yang Ambruk Dievakuasi
Tahun Baru, Taman Mini Targetkan 50 Juta Orang
Padat Pengunjung, Pengelola Ancol Buka Loket Baru