Keberadaan Terminal Lebak Bulus juga sejak lama telah memberikan keuntungan bagi warga sekitar. Gozali, 65 tahun, pemilik penitipan sepeda motor di Jalan Grafika, sekitar 50 meter dari pintu terminal, menyayangkan rencana penutupan. "Konsumen yang menitipkan motor di sini semuanya penumpang yang mau berangkat dari Lebak Bulus," kata dia.
Sekitar 75 persen penitip motor di tempat Gozali merupakan penumpang bus antarkota yang ramai pada akhir pekan dan hari libur nasional. Sisanya, 25 persen penitip adalah penumpang dalam kota yang menggunakan bus Transjakarta untuk beraktivitas.
"Kalau terminal ditutup, dipastikan konsumen saya berkurang 75 persen," kata Gozali. "Jumlah itu sangat signifikan dan merugikan." Karena penitipan motor tersebut dia bangun di halaman rumahnya, Gozali hanya bisa pasrah. "Mau pindah gimana, orang rumah saya di sini. Ya sudah, terima nasib saja," Gozali menambahkan.
Sebetulnya, kata Gozali, kerugian terbesar dari penutupan Lebak Bulus bukan hanya berkurangnya pendapatan para pencari nafkah, melainkan tidak adanya lokasi pengganti terminal bus di Jakarta Selatan. "Saya juga sering ke luar kota, dan enak tinggal jalan kaki. Tapi nanti masak saya harus ke Pulo Gadung atau Kampung Rambutan dulu?" Seperti para pedagang di dalam terminal, dia juga berharap ada terminal bus pengganti yang lokasinya tidak jauh dari Lebak Bulus.
PRAGA UTAMA
Berita Terpopuler
Meski Diprotes, Terminal Lebak Bulus Tetap Ditutup
Polisi: Perhiasan Rp 20 Miliar Hilang di Kalimantan
Rumah Keluarga Terduga Teroris Tanpa Pagar
Rute Pengalihan di Bandara, Waspadai Titik Macet Ini