TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mulai melakukan modifikasi atau rekayasa cuaca di wilayah DKI Jakarta, Selasa, 14 Januari 2014. Modifikasi cuaca ini akan berlangsung selama dua bulan ke depan.
Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan modifikasi cuaca tahun ini akan menghabiskan dana sebesar Rp 20 miliar. "Dana itu dari kami karena anggaran 2014 Pemda DKI masih dibicarakan," kata Syamsul di Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa, 14 Januari 2014.
Sementara, Syamsul melanjutkan, Gubernur DKI Joko Widodo telah menyatakan dan menandatangani surat 'Jakarta Siaga Darurat Banjir'. "Karena DKI milik kita bersama, sebanyak Rp 50 miliar dari Rp 100 miliar anggaran untuk bencana banjir seluruh Indonesia kami alihkan ke DKI," ujarnya. "Rp 20 miliar dari Rp 50 miliar itu untuk TMC (teknologi modifikasi cuaca)."
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, dana Rp 20 miliar yang digunakan untuk modifikasi cuaca ini merupakan dana siap pakai BNPB. "Dananya dari kami, kalau nanti DKI mau sharing silakan. Kalau tidak juga tidak apa-apa. Kami siap bantu DKI," ujarnya.
Modifikasi cuaca dilakukan untuk mengurangi curah hujan yang turun di wilayah Jakarta agar tidak terjadi banjir. Nantinya, hujan akan dialihkan turun di laut Jawa dan Selat Sunda. Cara yang dilakukan dalam modifikasi cuaca ini dengan menyemai garam di atas awan menggunakan satu pesawat Hercules dan dua pesawat Casa, serta memantulkan awan dan membawanya ke laut dan menjatuhkan hujan di laut.
Hujan yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak Ahad, 12 Januari 2014, hingga Senin, 13 Januari 2014, membuat 10 persen wilayah DKI Jakarta terendam banjir. Banjir paling parah merendam permukiman Kampung Pulo, mencapai 4 meter.
AFRILIA SURYANIS