TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kejahatan terjadi lagi di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Kali ini korbannya adalah MSM, 13 tahun, warga Jalan Bouroq RT 02 RW 01, Batusari, Tangerang, Banten. Polisi menangkap dua tersangka yaitu Yuli Subarto, 18 tahun, dan Dicky Febrian alias Ucil, 18 tahun.
Kejahatan yang dilakukan tersangka terjadi Selasa lalu, sekitar pukul 15.00. Saat itu MSM tangah bermain di taman Monas bersama rekannya AA, 13 tahun, dan UJS, 12 tahun. Yuli dan Dicky muncul seraya menawarkan minuman. "Korban dan teman-temannya dibawa ke patung kuda," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja saat dihubungi, Rabu, 15 Januari 2014.
Di sana, tersangka meminta korban menyerahkan harta bendanya. Mereka mengancam akan memukul korban dengan menggunakan batu conblock jika korban melawan. "Setelah itu, tas milik MSM digeledah dan barang-barangnya diambil oleh pelaku," ujar Tatan. Yuli dan Dicky kemudian kabur membawa dua telepon genggam bermerek BlackBerry dan jam tangan.
Korban kemudian melaporkan kejadian itu ke kantor polisi. Selang sehari kemudian, polisi menemukan tersangka yang masih berada di kawasan Monas, tepatnya pada Rabu dinihari tadi. Saat disergap, Yuli dan Dicky berusaha melarikan diri. Polisi lalu melepaskan tembakan peringatan. Lantaran tidak digubris, polisi melontarkan timah panas ke kaki kiri Yuli. "Pelaku sudah sering melakukan perbuatan yang sama di sekitar Monas. Sudah puluhan kali," ujarnya.
Sebelumnya, peristiwa serupa menimpa Silvi, 17 tahun. Remaja itu ditodong oleh Irwan, 30 tahun, dengan menggunakan badik di sekitar kawasan air mancur, Rabu, 18 Desember 2013. Dalam menjalankan aksinya, Irwan ditemani oleh dua rekannya, Yayang Indaniel, 29 tahun, dan M. Setiawan, 24 tahun.
SINGGIH SOARES
Berita lain:
Ini Sebab Jakarta Utara Relatif Bebas Banjir
Jakarta Masih Banjir, Apa Penjelasan Jokowi?
"Hot Island" Picu Banjir Jakarta
5 Jurus Mengantisipasi Banjir di Jakarta
Hari Ini Jakarta Diguyur Hujan Seharian
Pengungsi Banjir Kedoya Selatan Mencapai 5000 Jiwa
Pengungsi Banjir Kekurangan Makanan Bayi dan Popok