TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) menggunakan teknik modifikasi cuaca yang baru untuk menanggulangi efek banjir di wilayah DKI Jakarta tahun ini. Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan BPPT Tri Handoko Seto mengatakan teknik ini menggunakan sebuah alat yang telah dimodifikasi. “Alat yang dipakai untuk modifikasi kali ini baru, tak perlu lagi membuka pintu pesawat,” kata Tri Handoko saat dihubungi, Rabu, 15 Januari 2014.
Tri Handoko menuturkan, pengoperasian alat baru ini juga membuat tim modifikasi hanya menyemai satu kali pada hari ini, 15 Januari 2014, dari dua kali penyemaian yang direncanakan sebelumnya. Penyebabnya, anggota tim masih beradaptasi terhadap cara kerja alat baru itu. Penyemaian juga bergantung pada banyaknya awan yang akan segera berubah menjadi hujan.
Tri Handoko menjelaskan, modifikasi kali ini memanfaatkan tekanan dalam kabin pesawat. Garam akan dimasukkan ke alat serupa tabung dan disemai ke awan yang mencapai tingkat kematangan untuk menjadi hujan.
Penyemaian, kata Tri Handoko, akan mengubah awan yang mencapai tingkat kematangan cukup tersebut menjadi hujan dalam waktu 10 menit sebelum tiba di atas wilayah Jabodetabek. “Dengan begitu, debit air di Jabodetabek tidak jadi bertambah,” kata dia.
Selain menyemai garam dengan campuran kalsium klorida dan urea, BPPT menempatkan ground base generator di sejumlah tempat. Alat ini berfungsi mempersulit proses terjadinya hujan jika awan telanjur mencapai wilayah Jabodetabek. Di Jadebotabek, alat ini ditempatkan di 20 titik yang diprediksi rawan banjir. “Jadi, begitu lewat menara itu, awannya dipersulit jadi hujan,” ujarnya.
LINDA HAIRANI
Baca juga:
Gaya Ben Ali dan Akil Mochtar Timbun Duit
Tanpa Sogok Akil, Gus Ipul Yakin Karwo Menang
Akil Pernah Beri Mahfud Obat Asam Urat
Akil Timbun Dolar di Tembok Ruang Karaoke