TEMPO.CO, Tangerang - Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnain menolak rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menghidupkan kembali ide membuat sodetan Ciliwung-Cisadane. Menurut Zaki, jika Sungai Cisadane disodet dan dihubungkan ke Kali Ciliwung, sama saja dengan memindahkan banjir ke Tangerang. "Sodetan tersebut karena hanya memindahkan masalah. Bukan memecahkan masalah," ujar dia kepada Tempo, Kamis, 16 Januari 2014.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendorong kembali pelaksanaan rencana pembangunan sodetan Katulampa di Bogor, Jawa Barat, menuju Sungai Cisadane di Tangerang, Banten. Rencana ini sebenarnya sudah ada sejak 2000. "Akan saya bicarakan lagi rencana lama ini dengan Kementerian Pekerjaan Umum," kata Joko Widodo di Jakarta, Rabu, 15 Januari 2014.
Menurut gubernur yang sering disapa Jokowi ini, sodetan tersebut bisa mengurangi beban air dari Katulampa ke Kali Ciliwung, Jakarta. Mantan Wali Kota Surakarta ini menuturkan terowongan bawah tanah tersebut bisa melengkapi sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur yang sedang dibangun pemerintah pusat. "Sehingga banjir di kawasan Jakarta bisa dikurangi."
Juru bicara Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane, Putu Wirawan, mengatakan rencana sodetan Katulampa-Cisadane ini memang sempat diwacanakan pada 2000-an. Namun, rencana urung dijalankan karena sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur lebih diprioritaskan. Putu membenarkan adanya penolakan warga Tangerang. Alasannya, mereka khawatir banjir malah pindah ke Tangerang.
Zaki menegaskan, wacana sodetan Ciliwung-Cisadane itu lebih baik dikaji kembali. Sebab, menurut dia, Sungai Cisadane kini sudah kelebihan beban. Karena itu, dia melanjutkan, jika proyek sodetan itu dijalankan, banjir yang lebih besar akan mengancam Tangerang karena debit air Cisadane bertambah.
Dia menambahkan, bendungan pintu air 10 Tangerang juga dikhawatirkan tidak akan mampu menampung air dan jebol. "Ini membahayakan masyarakat sekitar Sungai Cisadane." Zaki menyarankan pemerintah sebaiknya membuat waduk dan tandon-tandon air di sekitar Ciliwung untuk menampung air sebelum masuk Jakarta.
JONIANSYAH | SYAILENDRA