TEMPO.CO, Jakarta — Kepala Balai Besar Ciliwung Cisadane T. Iskandar mengatakan pihaknya masih terus melakukan kajian terkait dengan debit Ciliwung jika Cisadane disodet. “Kami masih terus melakukan kajian,” kata Iskandar saat dihubungi Tempo, Kamis, 16 Januari 2014.
Dia mengatakan simulasi soal perbedaan debit Ciliwung dan Cisadane pernah dilakukan pihaknya pada 1997. “Tapi itu sudah lama, sudah 17 tahun yang lalu. Pastinya sudah ada perbedaan,” ujar Iskandar.
Dalam kajian tersebut dipaparkan, jika Ciliwung dan Cisadane disodet, debit Ciliwung-Katulampa berubah dari 780 meter kubik per detik menjadi 490 meter kubik per detik, Cisadane-Empang berubah dari 810 meter kubik per detik menjadi 970 meter kubik per detik, dan Cisadane-Pasar Baru berubah dari 1.600 meter kubik per detik menjadi 1.900 meter kubik per detik.
Iskandar enggan memastikan kapan kajian terbaru soal debit Ciliwung-Cisadane akan selesai. “Belum tahulah. Yang jelas, kajian itu saat ini masih terus berlangsung,” kata dia.
AMIRULLAH
Berita Populer
Otto Hasibuan Mundur Sebagai Pengacara Akil
Djoko Kirmanto: Jokowi Jangan Ambil Wewenang Pusat
Ada Gerakan Senior PDIP Dukung Jokowi Jadi Capres
Kisah Cinta Ahok, Beda 9 Tahun dengan Istrinya
Jajal Bus Transjakarta Baru, Jokowi Kedinginan AC