TEMPO.CO, Bekasi - Cuaca buruk membuat sekitar 2.000 nelayan di Kecamatan Muara Gembong tak melaut. Para nelayan itu takut melaut karena anomali cuaca yang berubah, sehingga membuat gelombang tinggi. Para nelayan itu pun kini menganggur.
"Sebagian yang punya tambak, memanen lebih dini," kata Camat Muara Gembong Endang Setiawan, Jumat, 17 Januari 2014. Endang mengatakan, para warga memanen ikannya lebih dini karena takut terkena banjir rob dari pantai.
Menurut dia, para nelayan itu kini lebih banyak beraktivitas di darat dan menyandarkan kapalnya. Bagi yang tak mempunyai tambak, mereka memanfaatkan momen tak melaut itu dengan memperbaiki jaring. Selain itu, ada yang merajut untuk membuat jaring yang baru.
Ihwal banjir rob, kata dia, warga mengaku tak khawatir. Menurut dia, paling parah terjadi pada tanggal 14 lalu. Namun banjir rob tak terlalu tinggi, dan itu sudah biasa bagi warga. "Tidak sampai lama, satu jam sudah kembali surut," ia menambahkan.
Ia melanjutkan, wilayah yang terkena rob tersebut di antaranya Desa Pantai Bakti, Pantai Sederhana, Pantai Bahagia, dan Pantai Mekar. Ketinggian air laut bisa mencapai 40-50 sentimeter. "Menurut warga, itu sudah biasa," katanya. "Warga hanya berharap banjir rob tidak terjadi lebih tinggi dari sebelumnya," ujarnya.
Lebih lanjut, kata dia, akibat tak melaut itu, masyarakat yang tinggal di pinggir pantai memanfaatkan persediaan yang ada. Selain itu, mereka memanfaatkan bantuan pemerintah saat banjir melanda daerah itu. "Lebih banyak menghabiskan waktu di rumah," katanya. "Tidak ada yang beralih profesi," ujar Endang.
ADI WARSONO
Topik Terhangat
Banjir Jakarta | 40 Tahun Malari | BBM Akil Mochtar | Anas Ditahan | Ariel Sharon |
Berita Terpopuler
BPPT Tabur 7 Ton Garam Hari Ini
Banjir Bandang Jakarta Bukan Karena Hujan
Diculik 7 Hari, Siswi SMP Ini Belum Bisa Bicara
Hampir Seluruh Tanjung Priok Terendam Air
Bogor Gerimis, Katulampa Tetap Siaga 4