TEMPO.CO, Bekasi - Ratusan santri di Pondok Pesantren At-Taqwa, Tanjung Aer, Babelan, Kabupaten Bekasi, merasa tidak nyaman saat belajar. Pesantren tempat mereka nyantri terendam banjir sejak akhir pekan lalu.
Para santri yang umumnya anak yatim dari sekitar Babelan dan berbagai daerah tersebut kini kedinginan. Mereka juga kesulitan mendapatkan bahan makanan karena terjebak banjir. “Anak-anak sangat membutuhkan selimut, alas tidur, dan makanan,” kata pengasuh Pondok Pesantren At-Taqwa Tanjung Aer, Ustad Abdurahman, kepada Tempo, Jumat, 17 Januari 2014.
Pada saat bersamaan, kata dia, air semakin tinggi. Hal ini terjadi akibat meluapnya air kali dan rob dari Teluk Jakarta. Sementara kemarin ketinggian air di sana hanya 40 sentimeter, hari ini mencapai sekitar 60 sentimeter.
“Kami kesulitan dan terjebak banjir,” ujar Abdurahman. Pihaknya terpaksa akan mengevakuasi para santri ke daerah lain jika air terus meninggi. Persoalannya, pesantren tidak memiliki perahu.
“Kalau ada yang mau menyumbangkan perahu, kami amat bersyukur,” ujar dia. Di sekitar pesantren, dia menambahkan, ada yang menjual perahu seharga Rp 1,5 juta. “Kami cuma punya uang Rp 300 ribu.”
Relawan Posko Banjir Ikatan Alumni SMAN 1 Bekasi, Eko Prasetyo, mengaku sudah mendapat laporan dari pihak pesantren At-Taqwa. “Kami tengah menggalang dana, Insya Allah besok bantuan sudah kami kirim,” kata Eko.
ALI ANWAR