TEMPO.CO, Jakarta - Para pengungsi musibah banjir Sungai Ciliwung di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, mulai terserang penyakit. Kebanyakan warga mengalami demam, batuk, flu, gatal-gatal dan sebagian menderita disentri. Selain itu, mereka juga mengeluhkan pasokan makanan, sehingga banyak pengungsi yang hanya makan sekali dalam sehari.
"Hari ini ada 400 pasien dari warga korban banjir yang kami tangani. Keluhannya batuk, flu dan demam. Ada juga yang mengalami disentri. Penyebabnya karena faktor cuaca dan air banjir yang kotor," kata Tim Medis Islamic Medical Service, Chairul Kanani, kepada Tempo di pos kesehatan Kampung Pulo, Jalan Jatinegara, Sabtu malam, 18 Januari 2014.
Sebagian pengungsi yang menghuni tenda di Jalan Jatinegara, mengaku kesulitan mendapatkan air bersih. Selain itu, mereka hanya mendapatkan makan sekali dalam sehari. "Dari pagi saya hanya makan sekali. Baru tadi sore ada yang kasih nasi bungkus," kata Khalisah, 43 tahun, warga RT 1, RW 3, Kampung Pulo.
Menurut Khalisah, selain masalah makanan, pasokan air bersih dibutuhkan para pengungsi. Untuk kebutuhan mandi dan buang hajat, pengungsi menggunakan toilet umum yang berada di Pasar Jatinegara. "Saya bayar Rp 2.000. Mudah-mudahan banjir cepat surut. Saya ingin pulang ke rumah," kata janda yang rumahnya terendam hingga seleher orang dewasa ini.
Banjir kedua ini pada Jum'at malam, menurut Irawan warga lainnya, warga sudah mendapat pemberitahuan dari pengurus RT setempat. Dikabarkan, banjir kiriman dari Bogor akan datang lagi dan lebih besar dibandingkan yang terjadi pada Ahad lalu.
Warga Kampung Pulo yang tinggal di bantaran Ciliwung sudah bersiap-siap menyelamatkan barang miliknya. Padahal, saat banjir kedua terjadi, warga baru selesai membersihkan rumahnya dari sisa kotoran dan lumpur akibat banjir pertama. "Tahu mau banjir lagi, rumah enggak dibersihkan dulu," ujar Irawan.
Pantauan di Kampung Pulo, pada Sabtu malam ketinggian air sudah mulai surut. Di pemukiman yang dekat dengan sungai, ketinggian air sekitar 1.5 meter sampai 2 meter. Begitu juga air yang meluap ke Jalan Raya Jatinegara, berangsur-angsur mulai surut. Meski demikian, jalan tidak bisa dilalui karena banyak dijadikan tempat pengungsian.
ARIHTA U. SURBAKTI
Berita Terpopuler
Suara Kesal Ahok: Kenapa Harus Tunggu Genangan?
Singgung Banjir, Presiden Bacakan SMS Ani SBY
Jokowi Minta Pintu Air Arah Istana Dibuka
Ani SBY Tertawa Dipanggil Ibu Presiden
Pintu Air Manggarai Tahap Kritis