TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Cuaca (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan teknologi modifikasi cuaca pada dasarnya sudah berhasil menekan tingkat curah hujan yang turun di wilayah Jakarta.
"Dalam beberapa hari kemarin, seharusnya curah hujan di Jakarta lebih dari 200 milimeter per hari, tapi sejak modifikasi cuaca dilakukan, tercatat curah hujan ada pada kisaran 174 mm per hari," dia menjelaskan kepada Tempo, Minggu, 19 Januari 2014.
Permasalahan kurangnya intensitas penebaran garam untuk memindahkan awan hujan ke wilayah yang lebih aman, agar Jakarta tidak seharian diguyur hujan itu disebabkan jumlah pesawat terbatas. "Waktu awal 2013, kami pakai 3 pesawat, terdiri dari 2 Hercules dan 1 CASA, namun sekarang kami hanya pakai 1 pesawat Hercules."
Seharusnya jika Hercules sedang sibuk, maka BNPB punya armada cadangan, yakni 2 pesawat CASA milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang biasa dipakai untuk menggiring awan agar menjauh dari Jakarta. "Masalahnya lagi, 2 CASA ini kemarin baru habis masa asuransinya, jadi BPPT tidak akan menerbangkan pesawatnya sampai ada asuransi lagi."
Tapi, kata dia, diperkirakan hari ini, Senin, 20 Januari 2014, 1 armada CASA milik BPPT akan stand by di pangkalan udara Halim Perdana Kusumah, membantu Hercules yang ada untuk menggiring awan.
"Mudah-mudahan setelah ada armada tambahan pesawat, intensitas penerbangan untuk memodifikasi cuaca akan bertambah," ujar Sutopo. Dengan begitu tingkat curah hujan pun diprediksi akan kembali menurun, dan kekhawatiran warga Jakarta akan datangnya banjir besar seperti tahun lalu bisa sedikit berkurang.
PRAGA UTAMA Berita terkait
Banjir Jakarta, Sudah 10.530 Warga Mengungsi
Banjir, Dua Koridor TransJakarta Tak Beroperasi
Stasiun Tanah Abang Terendam 8 cm
Titik-titik Banjir Pagi Ini, 19 Januari 2014