TEMPO.CO, Bekasi - Banjir masih merendam Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sebanyak enam desa di wilayah itu terisolasi. Jumlah pengungsi diperkirakan mencapai 10 ribu jiwa. "Susah surut karena diimpit dua muara," kata Komarudin Ibnu Mikam, Koordinator Peduli Korban Banjir Ikatan Alumni SMAN 1 Bekasi, kepada Tempo, Senin, 20 Januari 2014.
Keenam desa yang masih terendam yakni Pantai Bakti, Pantai Mekar, Pantai Sederhana, Pantai Bahagia, Pantai Harapanjaya, dan Jayasakti. "Ketinggian air bervariasi, mulai dari selutut hingga seleher orang dewasa," ujar dia.
Menurut Komarudin, status tanggap darurat banjir di sana masih diberlakukan hingga akhir Januari. Alasannya, debit Kali Citarum masih tinggi. Beberapa titik tanggul darurat rentan jebol. Sedangkan, di Desa Pantai Harapanjaya dan Jayasakti masih dibanjiri air dari Kali Ciherang dan Canal Bekasi Laut. "Ada sekitar 30 posko yang didirikan," katanya.
Kondisi di sana makin parah. Rumah penduduk sudah tak dapat ditempati, sehingga mereka harus mengungsi ke posko yang didirikan sukarelawan dan sebagian mengungsi ke tempat saudaranya yang tak kebanjiran. "Sudah kayak lautan," ujar Komarudin.
Para korban banjir di sana, tutur Komarudin, sangat membutuhkan bantuan dari para dermawan maupun pemerintah setempat. Bantuan yang amat dibutuhkan antara lain air bersih, pakaian, selimut, pembalut wanita, makanan siap saji, makanan bayi, dan obat-obatan. "Belum ada posko kesehatan dan dapur umum karena hampir seluruh wilayah terdapat genangan air," katanya.
Komarudin menambahkan, air Kali Citarum masih tinggi dan debitnya sulit diprediksi. “Jalan darat terputus, distribusi bantuan masih via jalur air," ujarnya.
ADI WARSONO