TEMPO.CO, Bekasi--Sekitar 9.832 hektare sawah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terancam gagal panen atau puso akibat bencana banjir melanda wilayah setempat. "Sawah yang terkena banjir belum tentu bakal gagal panen," kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan, Farid Setiawan, jumat, 24 Januari 2014.
Farid menyebutkan, jumlah sawah yang terendam itu terdiri dari 237 hektare sawah persemaian atau pembibitan yakni tanaman yang masih berusia 25 hari. Sedangkan, 9.595 hektar sudah ditanami atau pertanaman atau yang sudah berumur 60 hari.
Ihwal gagal panen, kata dia, pihaknya belum bisa memastikan. Pasalnya, tahapan pertanaman yang terendam namun ujung padinya tidak terkena air. "Gagal panen bisa dilihat pasca banjir, dan berhentinya curah hujan," ujar Farid.
Untuk menanggulangi gagal panen kata Farid, pihaknya telah melakukan upaya pembuangan air yang menggenang di sawah, serta pembukaan bendung di sejumlah persawahan. Selama banjir melanda, persawahan di Kabupaten Bekasi terlihat seperti danau.
Farid menambahkan, banjir kali ini lebih parah dibanding tahun lalu. Ia mencatat, banjir awal tahun lalu berdampak pada sawah seluas 5.000 hektar. Karena itu, ia terus melakukan koordinasi dengan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (PO PT) di setiap kecamatan. "Paling parah berada di wilayah utara, karena dataran lebih rendah," ia menambahkan.
Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kabupaten Bekasi, Zainudin, meminta kepada dinas terkait sigap dalam menanggulangi ancaman gagal panen tersebut. Pasalnya, jika sawah di wilayah itu mengalami puso, mengakibatkan stok pangan berkurang.
"Kebupaten Bekasi adalah wilayah yang menjadi pemasok beras untuk wilayah Jawa Barat bersama Kabupaten Subang dan Karawang," kata dia. "Otomatis stok pangan berkurang kalau sampai gagal panen," ia mengatakan.
ADI WARSONO
Terpopuler:
SBY Tanyakan Soal Harga Tenda Rp 15 M di Sinabung
Rumah Mewah Sutan di Bogor, Siapa Bayar Pajaknya?
Aburizal Pede Kalahkan Jokowi
Harga Rumah Mewah Sutan Ditaksir Rp 15 Miliar