TEMPO.CO, Jakarta --Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, T. Iskandar mengatakan pendangkalan yang terjadi di Sungai Cisadane tergolong parah. Meski belum mengukur persis sisa kedalaman sungai, ia menyebut dalamnya hanya berkisar 5-6 meter.
"Tidak jauh beda dengan Ciliwung. Kalau Ciliwung kurang dari 4 meter, Cisadane 5-6 meter," katanya, Sabtu 25 Januari 2014. Pendangkalan sungai Cisadane terutama terjadi di hilir atau daerah tangkapan sungai.
Penyebabnya, lahan tidak dikelola dengan baik."Ada kesalahan tata guna lahan." Di mencontohkan, penggunaan lahan untuk permukiman dan pembangunan yang menyebabkan kawasan atas sungai membawa material endapan ke dasar.
Iskandar membantah Balai lalai mengeruk sungai Cisadane. "Normalisasinya sudah pernah dilakukan beberapa tahun lalu." Menurutnya, tahun ini dan tahun depan sungaipun akan dikeruk lagi. "Sudah dibahas di DPR, pengerukan tahun ini untuk 1 kilometer," katanya. (baca:Sungai Cisadane Belum Disodet Sudah Erosi)
Sebelumnya, Gubernur DKI Joko Widodo dan Wakil Gubernur Banten Rano Karno mendorong pemerintah pusat menormalisasi Sungai Cisadane. Sikap ini berubah dari sebelumnya menginginkan pembuatan sodetan Sungai Ciliwung-Cisadane. Sebab, mereka melihat sendiri ketinggian air yang tidak memungkinkan dibuat sodetan.
ATMI PERTIWI
Berita terkait
Rano Karno: Normalisasi Cisadane Perlu 10 Tahun
Jokowi-Rano Karno Desak Pusat Normalisasi Cisadane
Jokowi: Solusinya Normalisasi Kali Cisadane
Jokowi: Normalisasi Dulu Baru Sodetan