Kemacetan mengular sepanjang dua kilometer hingga perempatan RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Ke arah Pondok Indah, macet pun memanjang hingga Pondok Indah Mal. "Angkot enggak ada yang sampai ke Pondok Indah. Kami diturunkan di tengah jalan, angkotnya muter lagi," ujar Ida, 28 tahun, penumpang angkot 102 jurusan Tanah Abang-Ciputat.
"Katanya demonya rusuh," ujar ia. Aksi memang sempat memanas ketika kawanan sopir melakukan orasi di depan terminal. Sekitar 30 orang polisi bersiaga menjaga demonstrasi itu. "Pak Gubernur tak menghargai kami. Katanya terminal dalam kota tak akan ditutup," ujar salah seorang pemimpin aksi, Endang, 45 tahun.
Dari pantauan Tempo, tak ada pejabat Dinas Perhubungan bersiaga di lokasi. Kepala Terminal, Adjmain dari dalam kantor menyatakan demo tersebut hanya salah paham. "Terminal (dalam kota) tidak ditutup, entah dapat kabar dari mana," ujarnya. Menurut dia, pemagaran yang terjadi di terminal hanyalah mempermanenkan pintu masuk terminal bus Antar Kota Antar Provinsi yang telah ditutup dua pekan lalu. Namun, kekhawatiran penumpang tidak terbukti sebab aksi demonstrasi ini berlangsung tertib.
Kepala Kepolisian Sektor Cilandak, Sungkono, yang ditemui di lokasi pun menyatakan aksi telah berhasil ditanggulangi. Demo berhasil dibubarkan sejak pukul 12.30 WIB tanpa menimbulkan kerusuhan. "Lalu lintas kini kembali normal," ujarnya. Ia menyatakan sopir berhasil dibujuk bubar setelah perwakilan mereka berangkat ke Balai Kota untuk membahas masalah ini.
"Sudah ada yang mendatangi Balai Kota," ujarnya. Aktivitas di terminal kembali normal. Sopir-sopir pun sudah mulai kembali mengangkut penumpang sesuai trayeknya. Ia memperkirakan aksi yang berlangsung sekitar tiga jam itu dihadiri oleh 200 sopir angkot. Ratusan angkot pun terparkir sepanjang 500 meter di jalur lambat depan terminal.
Datangi Balai Kota