TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak tujuh perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi warga bantaran Kali Ciliwung, tepatnya di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, ternyata tak cukup. Walhasil, warga yang panik akan banjir kiriman berebut untuk dievakuasi, meski harus melawan arus Kali Ciliwung sepanjang 2 kilometer.
"Warga enggak sabaran nunggu perahu karet datang, sementara air terus naik. Panik jadinya begitu (rebutan)," kata Fitri, warga RT 13 RW 02 Kampung Pulo.
Saling berebutnya warga ini, menurut Fitri, membuat ibu-ibu yang membawa anak harus menunggu evakuasi. "Yang muda-muda duluan karena rebutan itu," ujarnya.
Kepala Sektor IV (Jatinegara) Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur Ali Patar berupaya mengevakuasi seluruh warga sebelum air semakin tinggi. "Kami juga sulit karena melawan arus sejauh 2 kilometer, tapi tim terus evakuasi," kata Ali.
Menurut Ali, tim evakuasi hanya bisa menjangkau dari Kali Ciliwung. Sebab, perahu karet tidak dapat masuk ke gang-gang permukiman warga. "Jadi hanya di sekitaran bantaran kali, perahu kami tidak muat masuk gang," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, saat ini ketinggian banjir di Kampung Pulo mencapai 3 meter. Air diperkirakan akan terus naik akibat tingginya air di Bendung Katulampa yang mencapai 230 sentimeter atau siaga I pada dinihari tadi. Sebanyak 2.600 warga telah mengungsi di beberapa posko pengungsian, seperti kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, RS Hermina, posko RW, dan Masjid Attawabin.
AFRILIA SURYANIS
Berita Lain:
Isu Lumpuh Akibat OCD, Deddy Corbuzier: Bodoh
Kasus Deddy Corbuzier, Waspada Latihan Beban
Ibas Takut Komentari Anas Urbaningrum
BPPT Perangi Hujan di Jakarta Hari Ini