Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rekayasa Cuaca Tak Effektif Karena Musim Hujan

image-gnews
Sejumlah garam yang akan digunakan untuk merekayasa cuaca di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, (14/1). Untuk merekayasa cuaca, Pemrov DKI Jakarta bekerjasama dengan BNPB menyebar bubuk garam diatas awan disekitar kawasan Jabodetabek. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Sejumlah garam yang akan digunakan untuk merekayasa cuaca di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, (14/1). Untuk merekayasa cuaca, Pemrov DKI Jakarta bekerjasama dengan BNPB menyebar bubuk garam diatas awan disekitar kawasan Jabodetabek. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO , BOGOR:-Rekayasa cuaca yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menelan dana sekitar 28 miliar, inilai tidak efektif. Soalnya. kondisi cuaca saat ini memang merupakan periode musim hujan yang terjadi disebagaian besar di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.


Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor Dedi Sucahyo mengatakan, proses rekasyas cuaca dengan cara menabur Naci atau garam pada gumpalan awan itu kurang efektif dan maksimal, jika dilakukan pada situasi cuaca atau iklim di periode musim hujan. 

"Saat ini kan memang periode musim hujan bahkan puncak musim hujan jadi jika rekayasa penaburan garam pada gumpalan awan yang dilakukan di laut itu hanya satu hingga 3 kali penerbangan tidak akan ada dampaknya," kata dia.

Menurut dia, rekayasa cuaca dengan penaburan bubuk NaCi pada awan yang memiliki potensi air hujan di tengah laut itu baru pada periode musim penghujan bisa maksimal jika dilakukan dengan 100 kali penerabangan, 

"Kalo hanya beberapa kali pnerbangan penaburan itu tidak akan terlihat, namun tidak akan mungkin juga jika dilakukan 100 kali penerbangan karena lalu-lintas udara akan memungkinkan pasti akan padat," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dedi mengatakan, panjangnya periode musim hujan yang terjadi diwilayah Bogor dan sekitarnya dari bulan Oktober hingga Juni tersebut, masih dapat berpeluang curah hujan tertinggi beberapa kali, terlebih lagi berdasarkan pantauan satlit masih banyak gumpalan awan tebal yang memiliki potensi hujan lebar. "Memang curah hujan tertinggi sudah terjadi yakni 380 mm, tapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi lagi dua hingga tiga kali lagi, karena saat ini masih dalam kondisi puncak musim hujan," kata dia.

Berdasarkan kebiasaan, kondisi hujan untuk wilayah pegunungan pada musim penghujan ini kerap terjadi pada siang, sore hingga malam. Sementara untuk wilayah teluk/pantai akan potensi hujan akan terjadi sepanjang malam hingga pagi hari. "Jika siklus hujan ini terjadi secara bersamaan di wilayah pegunungan dan teluk, maka ini yang berakibat banjir, " kata dia.

Namun, jika hujan deras hanya terjadi dikawasan Puncak sementara hilir tidak, itu biasanya berfotensi banjir bandang. "Dan sebaliknya jika hujan lebat terjadi di daerah teluk/pantai sementara di Puncak tidak maka potensi yang terjadi saat ini adalah banjir rob, karena permukaan air laut meluap," kata dia.

M SIDIK PERMANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Trik Rekayasa Cuaca BNPB untuk Mengurangi Penyebab Banjir di Demak

16 Februari 2024

BMKG, BRIN, BNPB dan TNI AU melakukan operasi rekayasa cuaca guna menyukseskan gelaran KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, NTT. (BMKG)
Begini Trik Rekayasa Cuaca BNPB untuk Mengurangi Penyebab Banjir di Demak

BNPB berupaya merekayasa intensitas hujan di beberapa area langit Jawa Tengah. Upaya mengurangi hujan yang memicu banjir.


Beberapa Kota Diselimuti Asap, Ini Kata BRIN Soal Rekayasa Cuaca

29 September 2023

Sejumlah kapal melintasi Sungai Musi yang tertutup kabut asap  di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 15 September 2023. Kabut asap tersebut merupakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Beberapa Kota Diselimuti Asap, Ini Kata BRIN Soal Rekayasa Cuaca

Saat ini BRIN belum ada rencana melakukan rekayasa cuaca di beberapa lokasi yang penuh polusi udara dari asap tersebut.


Antisipasi Karhutla, Rekayasa Cuaca Riau Akan Digelar 12 September

11 September 2023

Petugas memasukkan bubuk garam kedalam tangki sebelum dinaikan kedalam pesawat Hercules Cassa 212-200 untuk melakukan rekayasa cuaca di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, (14/1). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Antisipasi Karhutla, Rekayasa Cuaca Riau Akan Digelar 12 September

Untuk wilayah Riau telah dilakukan rekayasa cuaca sebanyak empat kali.


Mengenal Vincent J. Schaefer, Pencipta Hujan Buatan Pertama di Dunia 77 Tahun Lalu

29 Agustus 2023

Operasi TMC atau hujan buatan. Kredit: BBTMC BPPT
Mengenal Vincent J. Schaefer, Pencipta Hujan Buatan Pertama di Dunia 77 Tahun Lalu

Vincent Joseph Schaefer berhasil menyemai awan dan menciptakan hujan buatan. Penemuannya kerap dilakukan untuk memodifikasi cuaca


Rekayasa Cuaca Berhasil Datangkan Hujan di Jakarta dan Jawa Barat

28 Agustus 2023

Pesawat bersiap untuk misi modifikasi cuaca yang menggunakan bahan semai dari flare. Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca, BPPT, menyatakan kini sudah tak tergantung flare impor, tepatnya sejak operasi hujan buatan menambah muka air Danau Toba, April 2021. BBTMC-BPPT.
Rekayasa Cuaca Berhasil Datangkan Hujan di Jakarta dan Jawa Barat

Hujan membasahi Jabodetabek hingga malam hari.


5 Instruksi Jokowi Atasi Polusi Udara: Rekayasa Cuaca hingga Mitigasi

15 Agustus 2023

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memimpin rapat penanganan polusi DKI Jakarta di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 14 Agustus 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
5 Instruksi Jokowi Atasi Polusi Udara: Rekayasa Cuaca hingga Mitigasi

Presiden Jokowi menginstruksikan berbagai upaya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Apa saja instruksi Jokowi itu?


Jokowi Instruksikan WFH hingga Rekayasa Cuaca Atasi Polusi Udara Jakarta

14 Agustus 2023

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memimpin rapat penanganan polusi DKI Jakarta di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 14 Agustus 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Jokowi Instruksikan WFH hingga Rekayasa Cuaca Atasi Polusi Udara Jakarta

Presiden Jokowi menginstruksikan agar para menteri dan gubernur di Jakarta dan Jawa Barat melaksanakan berbagai upaya untuk kurangi polusi udara.


BMKG, BRIN, TNI AU Gelar Rekayasa Cuaca Selama KTT ASEAN

10 Mei 2023

BMKG, BRIN, BNPB dan TNI AU melakukan operasi rekayasa cuaca guna menyukseskan gelaran KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, NTT. (BMKG)
BMKG, BRIN, TNI AU Gelar Rekayasa Cuaca Selama KTT ASEAN

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan operasi rekayasa cuaca sudah digelar sejak 9 Mei 2023.


Semarang Banjir, 12 Perjalanan Kereta Terganggu hingga Ganjar Minta BMKG Rekayasa Cuaca

1 Januari 2023

Kondisi banjir yang menggenangi Stasiun Tawang Semarang, Sabtu, 31 Desember 2022. (ANTARA/ I.C.Senjaya)
Semarang Banjir, 12 Perjalanan Kereta Terganggu hingga Ganjar Minta BMKG Rekayasa Cuaca

Sebanyak 12 perjalanan kereta yang melintas di wilayah utara Jawa Tengah terganggu akibat banjir di wilayah Semarang dan sekitarnya kemarin.


Cegah Banjir Jakarta, 22 Ton Garam Dipakai untuk Rekayasa Cuaca

3 Januari 2020

Petugas mengevakuasi warga saat terjadi banjir di kawasan Kemang, Jakarta, Kamis Pagi, 2 Januari 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis
Cegah Banjir Jakarta, 22 Ton Garam Dipakai untuk Rekayasa Cuaca

BPPT, BNPB, dan TNI akan merekayasa cuaca untuk mencegah banjir Jakarta dan sekitarnya.