TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Organda Angsuspel Gemilang Tarigan mengatakan bahwa cuaca buruk yang menerpa Jakarta beberapa pekan terakhir membuat operasional logistik dan ekspedisi terganggu. "Karena cuaca buruk ini, pemilik jasa ekspedisi dan logistik terkena productivity loss karena tak bisa memenuhi jadwal bongkar muat barang,"ujar Gemilang kepada Tempo, Jumat, 7 Februari 2014.
Gemilang mengatakan, ada serangkaian faktor akibat cuaca yang berujung pada productivity loss tersebut. Salah satunya adalah menyebabkan genarang di akses ke Pelabuhan Tanjung Priok. Ada tiga jalan yang menjadi akses ke Pelabuhan Tanjung Priok, jalan RE Martadinata, Yos Sudarso, dan Cakung Cilincing. Saat hujan deras, ketiga akses tersebut tergenang air setinggi 50 cm. Banjir tinggi itu membuat truk ekspedisi susah masuk ke pelabuhan.
Selain jalan tergenang, kata Gemilang, cuaca buruk membuat jalanan rusak. Truk ekspedisi menjadi tak bisa melaju ke pelabuhan dengan lancar sehingga antrian masuk pun memanjang. Ketika antrian memanjang, truk-truk yang menunggu pun terpaksa diparkir dahulu di pinggir jalan. Parkir di pinggir jalan ini membuat jalan ke Pelabuhan semakin macet.
"Nah, kalau masuk saja sudah susah, bagaimana mau bongkar muat tepat waktu? Akibat cuaca buruk, segalanya gak bisa diprediksi," Gemilang menegaskan. Seberapa jauh rit truk ekspedisi berubah akibat cuaca buruk ini, Gemilang mengatakan satu rit truk yang biasanya memakan waktu sehari sekarang paling parah menjadi tiga hari akibat cuaca buruk.
"Perhitungan kami, truk sehari untuk bongkar muat barang ke pelabuhan, sehabis itu balik untuk antar barang lagi. Nah, kalau sekarang, belum tentu. Kalau truk ketahan, gak ada mobil donk buat antar barang," kata Gemilang.
Terakhir Gemilang mengatakan bahwa buruknya cuaca ini di satu sisi dimanfaatkan petugas bongkar muat barang untuk menerapkan tarif tambahan. Petugas memasang tarif tambahan Rp400 ribu untuk truk yang telat bongkar muat.
"Misalkan kami telat pas mau pengiriman, kami diminta Rp400 ribu jika masih ingin menggunakan kapal yang sama untuk pengiriman. Kalau nggak bayar, dilempar ke kapal lain, "ujar Gemilang sambil berkata bahwa pendapatan sehari bisa terpotong 60 persen akibat cuaca buruk.
Sebelumnya, pabrik di KBN Cakung juga mengaku kelimpungan akibat cuaca buruk dan banjir. Cuaca buruk membuat pekerja tak datang ke pabrik, produksi terhambat, pengiriman tertunda, dan perusahaan terpaksa menggunakan pesawat untuk pengiriman, bukan kapal."Ditambah penaltu, kerugian kami jadi sekitar Rp1-2 milyar," ujar juru bicara PT Bangun Busana Maju KBN Cakung Bernard Aritonang.
ISTMAN MP