TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta merencanakan akan meluncurkan 20 rute Bus Kota Terintegrasi Busway. BKTB akan menyasar perumahan di sekitar Jakarta. "Nanti ada 20 rute lagi," kata Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono di Balai Kota, Jumat, 7 Februari 2014.
Rute tersebut, di antaranya, akan menyasar perumahan di Bintaro, Sunter, Kelapa Gading, Green Garden, dan Puri Kembangan. "Kami 'tusuk' ke sana agar pengguna mobil pribadi berkurang."
Menurut Udar, rute yang akan dibuat dipastikan melewati pusat-pusat perekonomian, sehingga pengguna kendaraan pribadi dapat beralih. Masing-masing rute, kata Udar, tidak akan diluncurkan bersamaan. "Nanti ada jeda seminggu-dua minggu," katanya. Sampai April 2014, 346 bus siap diluncurkan.
Sebelumnya, Dishub telah meluncurkan BKTB rute Pantai Indah Kapuk-Monas pada Rabu, 5 Februari lalu. Bus berkapasitas 35 orang tersebut bertarif Rp 6 ribu, termasuk tiket Transjakarta. Bus sedang itu pun melewati sejumlah titik integrasi dengan angkutan lain, seperti Transjakarta dan kereta api. Pekan depan, BKTB rute Kalibata-Tanah Abang akan diluncurkan.
Pantauan Tempo, saat menjajal BKTB jurusan Monas-PIK, terdapat bebeberapa kendala. Tempo memantau sejak dari Halte Monas. Berikut ini rinciannya:
1. Di Halte Monas jeda headway 37-57 menit dari seharusnya yang hanya 10 menit.
2. Petugas belum sigap dan tanggap ketika ditanya soal rute BKTB oleh penumpang.
3. Penumpang protes karena tidak melewati jalur yang sudah ditetapkan dalam keterangan media massa. (Seharusnya melewati beberapa halte, seperti Halte Green Bay yang berada di Jalan Pluit Karang Ayu, tapi bus putar balik sehabis dari Jalan Pluit Raya, sehingga langsung menuju Muara Karang).
4. Di beberapa titik pemberhentian, seperti Landmark, SMKN 5, Pantai Mutiara, Jembatan Muara Angke, Sekolah Penabur, RS PIK, Ruko Cordova, dan Fresh Market, tidak disediakan halte. Di lokasi itu hanya ada plang rambu yang bertuliskan "Bus Terintegrasi" yang menyebabkan penumpang malas menunggu karena panas dan jika hujan tidak ada tempat berteduh.
5. Penggunaan bahan bakar gas yang sangat boros juga SPBG yang jauh membuat sopir sering mengeluh dan pelayanan jadi tidak maksimal.
NINIS CHAIRUNNISA| REZA ADITYA
Berita Populer
MPR: Soal Usman Harun, Singapura Keterlaluan!
Ikuti Keyakinan Jonas, Asmirandah Ingin Bahagia
Hakim PK MA Bebaskan Dokter Ayu
Dicari KPK, Staf Atut Ngumpet di Hotel
Pengelolaan Dana Haji Rp 80 Triliun Menyimpang