Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga: Listrik dan Air Nyala Sudah Cukup Bagi Kami

Editor

Nur Haryanto

image-gnews
Sejumlah anak bermain saat relokasi warga Kebon Kosong Kemayoran di Rusun Komarudin, Jakarta, (9/2). Warga memilih dipindahkan ke rusun karena disekitar rumah mereka akan dijadikan jalan inspeksi sehingga Pemprov DKI Jakarta dapat melakukan Revitalisasi Kali Sentiong yang mengalir di dekat pemukiman mereka. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Sejumlah anak bermain saat relokasi warga Kebon Kosong Kemayoran di Rusun Komarudin, Jakarta, (9/2). Warga memilih dipindahkan ke rusun karena disekitar rumah mereka akan dijadikan jalan inspeksi sehingga Pemprov DKI Jakarta dapat melakukan Revitalisasi Kali Sentiong yang mengalir di dekat pemukiman mereka. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta - Terhitung sejak Senin 11 Februari 2014 kemarin, sebanyak 142 kepala keluarga mulai menempati rumah susun Komaruddin, di Jalan Komaruddin, Penggilingan, Jakarta Timur. Mereka merupakan warga yang direlokasi dari bantaran Kali Sentiong di Kemayoran. Seluruh warga baru ini menempati rumah susun di tower D dan E.

Saat Tempo menyambangi lokasi pada Selasa, 12 Februari 2014 tampak kondisi kompleks rumah susun yang terdiri dari 6 tower rumah susun itu masih berantakan. Di bagian depan, air menggenangi jalan masuk. Lalu lapangan basket, dan taman-taman di sekitar tower apartemen juga tergenang air. Bahkan taman-taman itu ditumbuhi eceng gondok.

Masuk ke dalam rumah susun, suasana kumuh sangat jelas terlihat. Tembok dipenuhi coretan grafiti cat semprot, sampah berserakan di lantai dasar. "Sebelum ada penghuni memang kompleks ini dibiarkan kosong," kata seorang satpam yang tidak mau disebut namanya. "Dulu anak muda sering nongkrong malam-malam di sini, jadinya kotor dan banyak coretan." Namun, dia menyebutkan, dalam waktu dekat pengelola akan membenahi lagi kompleks rusun itu.

Persoalan kompleks rusun yang kotor dikeluhkan para penghuni baru. Ahmad Maulana (48), penghuni rusun blok D lantai 2 nomor 18 menganggap pemerintah terlalu terburu-buru memindahkan warga Kali Sentiong ke rusun ini. "Masih kotor gini sudah dibuka." Tapi, ujarnya soal fasilitas di masing-masing unit rusun dirasa cukup. "Air dan listrik nyala, sudah cukup buat kami."

Ahmad dan penghuni lain harus membayar Rp 200 ribu sebulan untuk menyewa satu unit rumah susun. Biaya sewa itu di luar biaya voucher listrik dan iuran air, jika dirata-ratakan untuk tinggal di sana selama sebulan, mereka harus membayar Rp 10 ribu sehari. Setiap unit memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan ruang tamu. "Buat keluarga kecil dengan 3 anak seperti saya lumayan lah," kata Ahmad. Dia mengaku senang tinggal di rumah susun ini, karena rumahnya yang lama di Kali Sentiong kerap kebanjiran. "Ini dari Januari kemarin saja sudah 10 kali banjir. Kalau di sini pasti enggak kena banjir."

Meski cukup puas, Ahmad menyatakan belum tahu enaknya tinggal di rumah susun. "Ini baru pindahan hari ini," kata dia. Menurut tetangga di lantai yang sama, dia menjelaskan, beberapa unit rumah susun di sana mengalami kebocoran jika hujan. "Belum tahu nih, soalnya baru pindah dan belum hujan."

Sementara itu Sukirno (40) warga Kali Sentiong yang juga baru menempati rumah susun Komaruddin pada hari ini mengeluhkan fasilitas air. "Ngalirnya kecil sekali, takutnya kalau nanti semua unit sudah diisi air tidak ngocor sama sekali." Sukirno mendapat unit di Blok E. Blok inilah yang dikeluhkan banyak penghuni baru. Musababnya banyak terjadi kebocoran, terutama di lantai 5 rumah susun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat Tempo meninjau, memang terlihat banyak genangan air di koridor lantai 5 dan 6 blok ini. "Katanya sih ada penghuni yang protes dan pulang ke rumah di Kali Sentiong lagi," ujar Sukirno. Namun, dia juga mendengar bahwa pengelola rumah susun akan segera memperbaiki kerusakan di blok tersebut. Tidak hanya soal kebocoran, beberapa dinding rumah susun juga terlihat retak. Cat tembok pun mengelupas, debu menyelimuti lantai dan dinding rumah susun itu.

Sukirno menganggap wajar kondisi itu. "Ya nanti juga dibersihkan kalau warga sudah banyak yang tinggal di sini." Namun terkait banyaknya genangan air di wilayah rumah susun itu, dia khawatir malah akan membuat penghuni gampang terserang penyakit. "Wah nyamuknya banyak sekali, takutnya malah pada kena demam berdarah."

Baik Ahmad maupun Sukirno berharap selain perbaikan fasilitas dan pembenahan lingkungan rumah susun, para warga baru juga mendapatkan fasilitas tambahan. "Warga pindahan waduk Ria Rio kan dapat TV dan kulkas, kalau bisa kami juga dikasih dong," ujar Ahmad.

PRAGA UTAMA


Berita lain:
Dana Haji Diduga Dipakai Beli Mobil Pejabat 
Mengapa Bos Sritex Lukminto Masuk Islam? 
Pembuatan Akte Lahir, KTP, dan KK Kini Gratis 
Reaksi Anggito Saat Dilapori Korupsi Dana Haji



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

1 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 24 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.


Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos banjir yang merendam kawasan Daan Mogot, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Intensitas hujan yang tinggi membuat banjir setinggi 10-30 cm yang merendam di kawasan tersebut. TEMPO/Fajar Januarta
Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.


Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

13 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.


Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

22 hari lalu

Ilustrasi kereta MRT (Mass Rapid Transit) di Jakarta, Indonesia.
Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?


Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

23 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.


Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

26 hari lalu

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.


Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

27 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.


Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

27 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan dan menghambat aktivitas warga yang hendak pergi kerja. TEMPO/Tony Hartawan
Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.


Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

27 hari lalu

Warga melintasi banjir dikawasan perumahan Cempaka Putih Barat, Jakarta, Kamis 29 Februari 2024. Hujan deras yang terjadi dari dini hari hingga pagi mengakibatkan banjir sejumlah ruas jalan. TEMPO/Tony Hartawan
Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Simak berita populer di kanal Metro, mulai dari banjir di Jakarta hingga upaya pembebasan pilot Susi Air di Papua


Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

28 hari lalu

Ilustrasi orang tenggelam. pulse.com.gh
Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

Dinas Gulkarmat DKI masih mencari RA, 13 tahun, yang tenggelam saat berenang di Kali Sunter, Pulogadung ketika hujan turun