TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menganggap pangsa pasar angkutan kota (angkot) semakin menurun setiap tahun, khususnya bagi penumpang kelas menengah. "Memang teorinya makin lama angkot akan makin mati, kok," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2014.
Menurut Ahok, orang akan naik angkutan kota hanya jika tak punya pilihan saja. Namun, bila ada angkutan lain, penumpang akan memilihnya. “Kalau orang punya duit ya enggak mau naik angkot, terus mereka (sopir angkot) malah marah," ujar Ahok.
Ahok mengatakan beberapa angkutan umum sekarang ini sangat tidak membuat nyamam penumpang, khususnya bagi kelas menengah. Apalagi berdasarkan survei, bagi orang yang ekonominya sudah membaik, lebih memilih naik kendaraan pribadi. Paling tidak memilih motor. (Baca:Alasan Sopir Angkot Menolak BKTB)
Apalagi, angkutan kota memiliki kebiasaan buruk, seperti ngetem sembarangan, angkutan kotor, sering melanggar lalu-lintas, menurunkan-menaikkan penumpang sembarangan, dan sopir beridentitas tidak jelas. Hal itu membuat para penumpang angkutan umum menjadi semakin tidak nyaman. "Maka itu dalam survei, pengguna angkutan umum terus merosot," kata Ahok. "Apalagi bagi orang yang sudah memiliki motor."
Sasaran BKTB