TEMPO.CO, Bogor - Sejumlah pembantu rumah tangga (PRT) yang sempat bekerja di rumah Mutiara Situmorang, istri dari Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Mangisi Situmorang, mengungkapkan kekerasan yang mereka alami.
Mereka menyebut Mutiara atau Ibu Jenderal kerap memukul dan memberikan hukuman kepada para pembantu di rumah mereka. Perumahan Duta Pakuan, Jalan Danau Matana Blok C5/18 RT 08/03, Kelurahan Tegallega, Bogor Tengah, Kota Bogor. (baca: 7 dari 16 Pembantu Istri Jenderal Masih di Bawah Umur)
"Yang galak itu Ibu Jenderal," kata Veronica Silaban, salah satu pembantu Mutiara, kepada wartawan saat akan dibawa ke Rumah Perlindungan Center Jakarta, Sabtu, 22 Februari 2014. "Kalau saya ada kesalahan dan lelet saat melakukan tugas yang diberikan, Ibu Jenderal marah. Ibu galak, saya sering dijambak," kata Veronika lagi. (baca: Istri Dituduh Sekap PRT, Jenderal Mangisi Minta Maaf ke Kapolri).
Sedangkan perangai Brigjen Pol (Purn) Mangisi Situmorang, menurut Veronica, berbeda dengan istrinya. Mangisi dikenal baik dan tidak pernah berlaku kasar kepada pembantu di rumahnya. "Kalau bapak baik, tidak pernah memukul atau apa," katanya. (baca: Bantah Sekap Pembantu, Brigjen Mangisi Suka Traktir Roti)
Kasus penganiayaan di rumah Brigadir Jenderal (Purn) Mangisi ini mendapat sorotan ketika salah satu pembantunya, Yuliana Lewer, melaporkan Mutiara, istri Mangisi, ke polisi. Selama bekerja di rumah Mangisi, Yuliana mengaku tidak digaji selama tiga bulan dan disiksa. Dia pun akhirnya memilih kabur dari rumah majikannya. (baca:Bagaimana Yuliana Bisa Keluar dari Rumah Jenderal?)
Ketika kabur itulah Yuliana ditemukan oleh sejumlah orang, lalu dia meminta dijemput keluarganya. Setelah dijemput, Yuliana melaporkan kasus ini ke Polres Bogor bersama keluarganya.
SIDIK PERMANA
Berita terkait
Penganiayaan Pembantu, Istri Jenderal Diperiksa Senin
Alasan Brigjen Mangisi Punya 16 Pembantu,
16 Pembantu di Rumah Jenderal, Bagaimana Bagi Tugasnya?