TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 60 petugas kebersihan mendatangi kantor Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat karena minimnya alat angkut sampah. Mereka ingin mempertanyakan sampah di Lokasi Pembuangan Sementara RW 09 yang tak diangkut sejak empat hari belakangan. "Sudah empat hari tak diangkut sampai menggunung seperti ini," kata petugas kebersihan, Topan, 44 tahun, Senin, 24 Februari 2014.
Dari kantor kelurahan, rombongan Topan dan rekannya kemudian bertolak ke LPS karena mendapat kabar adanya truk sampah yang baru datang. Kericuhan terjadi di lokasi pembuangan sampah karena petugas yang baru datang langsung mendekatkan gerobaknya ke truk agar sampahnya terangkut. Sementara sampah yang sudah menumpuk sebelumnya tak terangkut ke dalam truk.
Topan menjelaskan LPS yang terletak di jalur hijau Jalan Pedongkelan Raya merupakan LPS Pedongkelan tempat pembuangan sampah untuk enam wilayah RW di Kelurahan Kapuk. Penumpukan ini membuat para petugas bingung. Alasannya, warga menuntut agar sampah diangkut secara rutin sedangkan sampah di lokasi pembuangan tidak diangkut dalam waktu yang lama. "Kalau sudah begini kami yang susah. Serba salah," katanya.
Petugas lain, Sarno Riyadi, 41 tahun, mengatakan sampah yang tidak terangkut di LPS tersebut mengakibatkan sampah-sampah di pemukiman warga juga menumpuk. Saat ini, ujar Sarno, setidaknya ada 200 ton sampah yang menumpuk di LPS Pedongkelan.
Jumlah ini tak sebanding dengan satu unit truk yang hanya mampu mengangkut 15-18 ton sampah dalam satu putaran atau rit. "Kalau sehari hanya mampu satu rit, itu tak membantu karena sampah dari pemukiman yang kami buang ke sini jumlahnya juga tidak sedikit," ujar Sarno.
LINDA HAIRANI