TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melarang para pedagang yang sudah keluar dari Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, kembali berdagang di sana lagi. "Pokoknya tak boleh kembali lagi," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta.
Jokowi murka karena pemerintah telah mengupayakan berbagai teknik promosi untuk meramaikan pasar Blok G, termasuk rencana membangun eskalator dan jembatan penghubung dengan Stasiun Tanah Abang. Namun para pedagang yang telah berjualan di sana sejak September tahun lalu itu kini sudah mulai meninggalkan kios dan kembali berjualan di jalan.
"Eskalator dan jembatan juga kan baru dibangun," kata Jokowi. Dia pun mengaku berencana melakukan langkah promosi lain untuk menggaet para pembeli ke Blok G Tanah Abang. "Masih kami cari magnetnya," kata dia.
Direktur Utama PD Pasar Jaya, Djangga Lubis, mengatakan pihaknya pun telah mengupayakan berbagai cara untuk mempromosikan Blok G Tanah Abang. "Kami berharap pedagang juga kreatif," kata dia. Dia pun mengaku sedang memikirkan strategi lain. Rencananya, kebijakan sewa gratis bagi para pedagang pun akan diperpanjang.
Akhir Februari ini merupakan tenggat penggratisan selama enam bulan masa sewa los Blok G. Namun sekitar 80 persen dari penghuni 300 kios di lantai tiga, yang khusus untuk pedagang pakaian, hengkang. "Teman-teman banyak yang turun lagi ke bawah," kata Nasril, 43 tahun, pedagang yang masih bertahan di lantai tiga, kepada Tempo kemarin.
Mereka memilih kembali berjualan ke badan jalan dan trotoar di lokasi yang dianggap ramai, terutama di Blok A dan F. Sebagian lainnya berjualan di arena keramaian dadakan di berbagai tempat di Ibu Kota. “Seperti ke Monas,” ujar dia.
Kondisi ini, kata dia, telah berlangsung sejak tiga bulan lalu. Alasannya, sejak diresmikan pada 2 September lalu, omzet jualan mereka merosot tajam. “Hingga 60 persen,” kata Nasril.
Dari pantauan Tempo, kios-kios yang sudah tidak ditempati diberi tanda silang dengan cat semprot merah oleh pengelola PD Pasar Jaya.
Wakil Kepala Pasar Blok G Tanah Abang, M. Warno, mengaku belum mengetahui apakah pedagang akan dikenai harga sewa setelah berakhirnya masa penggratisan. "Sampai sekarang belum ada diskusi tentang harga sewa," kata Warno.
Pedagang yang meninggalkan kios dalam enam bulan masa gratis akan diberi peringatan secara bertahap dan berujung pada pembatalan administrasi penggunaan kios.
"Kalau setelah diperingatkan tak kembali juga, status penggunaannya akan dibatalkan," kata dia. Warno menjelaskan, hingga kemarin pihaknya telah melayangkan surat peringatan ke 63 pedagang.
Rinciannya, di lantai satu ada 11 kios, lantai dua ada 13 kios, dan di lantai tiga terdapat 39 kios.
Tampaknya pengelola enggan membujuk para pedagang agar mau kembali mengisi kiosnya. “Ada 200 pedagang yang mengantre untuk mengisi kios yang akan dibatalkan,” ujar Warno.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso mengimbau pedagang di Blok G agar tidak kembali membuka lapak di sepanjang Jalan Jati Baru. "Jika kedapatan para pedagang itu turun ke jalan lagi, kami tak segan menertibkan," kata Kukuh.
LINDA HAIRANI | NINIS CHAIRUNNISA | REZA ADITYA | DIMAS SIREGAR
Terpopuler:
Ada Setoran di Balik Label Halal Daging Australia
Pulau Misterius Mendadak Muncul di Laut Bekasi
Kasus Risma Hantam PDIP, Bukan Jokowi