TEMPO.CO, Bogor - Berita penganiayaan dan penyekapan terhadap pembantu rumah tangga oleh istri Brigadir Jenderal (Purnawirawan) Mangisi Situmorang menyisakan kisah pedih bagi Istiqomah. Ditemui Tempo di Polres Bogor, Istiqomah bercerita dengan suara pelan. (Cerita Pembantu yang Disekap di Rumah Jenderal)
Istiqomah menjadi pembantu di rumah jenderal enam bulan lalu. Ia dijanjikan calo yang membujuknya di Terminal Pulogadung untuk mau bekerja di suatu rumah di Bogor. "Saya dijanjikan digaji Rp 800 ribu di sana," kata gadis asal Ponorogo, Jawa Timur, ini. Namun, berbulan-bulan bekerja, gaji itu tidak dibayar. "Gaji baru diberikan setelah dikeluarkan dari rumah itu kemarin."
Sekali masuk rumah, sulit bagi Istiqomah untuk keluar. Ia pernah mau berhenti kerja dan keluar. Namun istri sang jenderal, Mutiara Situmorang, mengancam akan memukulnya dan meminta juta rupiah. Sejak itu ia kapok untuk mencoba meminta berhenti bekerja.
Istiqomah pun mengaku tidak bisa menghubungi siapa pun karena semua handphone pembantu di rumah itu disita dan tidak diketahui keberadaannya hingga sekarang. "Ada punya teman yang dibanting karena ketahuan," katanya.
Kepolisian Resor Bogor Kota akhirnya menetapkan Mutiara sebagai tersangka kasus dugaan kekerasan terhadap anak dan tindak pidana perdagangan orang atas keberadaan belasan pembantu di rumahnya. (Kasus Penganiayaan Pembantu, Istri Jenderal Tersangka)
LRB
Terkait:
Istri Jenderal Mangisi Tetap Mengelak Aniaya Pembantu
Jenderal dan Istrinya Diperiksa Enam Jam Lebih
Istri Jenderal Didampingi Psikolog Saat Diperiksa
Curhat Pembantu: Bu Jenderal Galak, Suka Jambak