TEMPO.CO, Bekasi - Sersan Satu Imam S. meninggal dunia dalam peristiwa ledakan gudang amunisi milik Komando Pasukan Katak (Kopaska) di Pangkalan Utama TNI AL, Jakarta. (Baca: Kopaska, Pasukan Elite Pemilik Gudang yang Meledak)
Rupanya, Alief Nur Anggraeni, 14 tahun, putri kedua Sertu Imam, mengaku mendapat firasat sebelum bapaknya meninggal dunia. Waktu sekolah, dirinya ingin segera pulang meski jam pelajaran masih berlangsung. (Baca: Korban Ledakan Gudang Amunisi: Hujan Proyektil)
Alief mengatakan ayahnya berangkat dinas sebagai teknisi kapal perang dengan terburu-buru, tak seperti biasa. Bahkan, perbincangan terakhir, ayahnya berpesan agar ia tak nakal. "Jangan nyakitin Mama," katanya, Rabu, 5 Maret 2014.
Di dalam lingkungan keluarga, Imam dikenal sebagai pribadi yang baik dan bertanggung jawab. Bapak tiga anak tersebut dikenal pendiam, santun, dan sopan. "Orangnya polos, apa adanya," kata Lusito, kakak ipar Imam.
Jenazah Imam rencananya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Perwira, Kecamatan Bekasi Utara, hari ini sekitar pukul 10.00 WIB secara militer.
Pantauan Tempo, di pintu rumah duka dijaga dua prajurit TNI AL. Karangan bunga turut berduka cita dari pejabat tinggi TNI AL berjajar. Perwira dari TNI AL pun mulai berdatangan, bersama dengan pelayat lainnya. (Baca: Korban Ledakan Gudang Amunisi Trauma Fisik)
Sertu Imam Sayadi meninggal dunia di tempat dinasnya, Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Pangkalan Utama TNI AL III, Jakarta. Ia meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri, Sirum, 44 tahun, dan tiga orang anak, yakni Syafii Yatiningrum (21), Alief Nur Anggraeni (14), Santang Suhartono (3), dan seorang cucu. (Baca juga: Satu Korban Gudang Amunisi Meledak Akan Dioperasi)
ADI WARSONO
Berita Lainnya:
Diusir Mahasiswa Bandung, Prabowo Kecewa Berat
KPK Thailand Dibom
Singapura Gantikan Tokyo Jadi Kota Termahal