TEMPO.CO, Tangerang - Ada guyonan segar kala Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan berpidato saat meresmikan gedung Air Navigasi Indonesia di Tangerang, Banten, Senin, 10 Maret 2014. Menteri Perhubungan naik podium setelah sebelumnya Wakil Gubernur Rano Karno berpidato lebih dulu. Dalam pidatonya, Menteri Mangindaan berterima kasih kepada Rano yang menyokong berdirinya gedung Air Navigasi, termasuk pengembangan Bandara Soekarno-Hatta.
"Terima kasih Bang Doel (menyebut Si Doel Anak Sekolahan, serial drama televisi yang dibintangi dan disutradarai Rano Karno), sopir oplet yang gubernur tapi masih wakil gubernur," kata Mangindaan disambut tepuk tangan ratusan hadirin yang memenuhi tenda peresmian gedung Air Navigasi.
Tanpa menjelaskan lebih jauh, Menteri Mangindaan agaknya menyindir jabatan Rano yang sekarang setara dengan gubernur meski status formalnya masih Wakil Gubernur Banten. Nyatanya, sejak Atut Chosiyah Chasan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Rumah Tahanan Pondok Bambu karena terlibat sejumlah perkara, tampuk kepemimpinan Provinsi Banten dikendalikan Rano Karno.
Rano Karno mengatakan dengan dibangunnya gedung Air Navigasi menunjukkan keberadaan Bandara Soekarno-Hatta tetap di wilayah Tangerang, Banten. "Dengan gedung Air Nav ini berarti Bandara Soekarno-Hatta tidak pindah, maka kami mendukung dan telah memberikan izin untuk perluasan lahan Bandara termasuk mengembangkannya," kata Rano.
Mangindaan mengatakan pentingnya Air Navigasi Indonesia atau Jakarta Automated Air Traffic Service (JAATS) adalah menunjang pelayanan jasa penerbangan di Indonesia, terutama aspek keselamatan penerbangan. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya berkesinambungan peningkatan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keselamatan penerbangan, mulai dari sisi kelaikan armada pesawat udara, bandar udara, penanganan barang-barang berbahaya yang diangkut oleh sebuah pesawat udara, serta sistem navigasi yang mengatur lalu lintas pesawat udara.
Saat ini, kata Mangindaan, pelayanan sistem navigasi penerbangan di Indonesia dibagi menjadi dua wilayah ruang udara. Pembagian wilayah ruang udara dikenal dengan sebutan flight information region (FIR). FIR kawasan barat Indonesia berada di Jakarta dan FIR kawasan timur Indonesia berada di Makassar. "Nantinya dua FIR itu bisa dikontrol dari gedung ini," kata Mangindaan. Pembangunan seluruh kawasan Air Nav Indonesia dimulai pada 15 Desember 2011 sampai 5 November 2013 dengan memakan anggaran APBN senilai Rp 369 miliar.
AYU CIPTA (TANGERANG)