TEMPO.CO, Jakarta - Ade Sara Angelina Suroto, 18 tahun, sempat mendatangi sekolah dasar-nya untuk bertemu dengan guru-guru. Kedatangannya itu beberapa hari sebelum mantan kekasihnya, Ahmad Imam Al Hafitd, 19 tahun, bersama kekasih Hafitd, Assyifa Ramadhani, 18 tahun, membunuhnya pada Senin, 3 Maret 2014.
"Waktu melayat, guru Sara bilang berapa hari sebelumnya Sara tiba-tiba datang ke sekolah dan salamin guru-guru," kata paman Ade Sara, Yohanes Sutarto, kepada Tempo, Kamis, 13 Maret 2014.
Setelah mendengar kabar Ade Sara meninggal dibunuh, guru-guru SD baru mengetahui kedatangan Ade Sara sebagai pertanda ingin pergi jauh. "Guru-gurunya baru tahu kalau salaman Sara itu menandakan pamit yang terakhir," ujarnya. (Baca: Di Pelukan Ibu Ade Sara, Dua Wanita Ini Menangis Minta Maaf)
Hafitd dan Assyifa ditangkap penyidik Polresta Bekasi Kota pada Kamis, 6 Maret 2014, saat melayat jenazah Ade Sara di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Keduanya mengaku membunuh Ade Sara lantaran sakit hati. (Baca: Tersangka Pembunuh Ade Sara: Saya Sakit Hati)
Mereka membunuh Ade Sara dengan cara menyumpal koran ke mulutnya hingga tidak bisa bernapas. Selain itu, mereka sempat menganiaya dan menyetrum korban sebelum akhirnya pingsan dan meninggal dunia. (Baca: 21 Jam Bagi Tugas, Hafitd-Assyifa Siksa Ade Sara)
Mayat mahasiswi Universitas Bunda Mulia itu kemudian mereka buang di Jalan Tol Bintara Kilometer 41, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, pada Rabu dinihari, 5 Maret 2014. Mayat Ade Sara lalu ditemukan oleh petugas jalan tol. (Baca: Kasus Cemburu Berujung Maut ala Ade Sara)
AFRILIA SURYANIS
Berita Lainnya:
Bodi Pesawat Malaysia Airlines Diduga Retak
Pesawat Malaysia Airlines Sempat Kirim Data Mesin
Kisah Ahok Dikerjai Anak Buahnya
Mega Bawa Jokowi ke Makam Bung Karno
Di Pelukan Ibu Ade Sara, Dua Wanita ini Menangis Minta Maaf