TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang kampanye pemilu, pemakaman biasanya menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi caleg. Mereka datang untuk berziarah, berdoa, meminta wejangan kepada leluhur atau kekuatan gaib.
Namun, Makam Mbah Priok, Tanjung Priok, Jakarta Utara, malah sepi ketika Tempo berkunjung ke sana hari ini, Rabu, 19 Maret 2014. Berdasarkan pantauan Tempo, apa yang terlihat di sana hanyalah serombongan ibu-ibu pengajian.
Ibu-ibu pengajian itu jumlahnya kurang lebih 100 orang. Mereka datang menggunakan bus pariwisata warna merah yang diparkir di depan pintu masuk makam. Di bus itu, sama sekali tak terlihat tanda partai politik ataupun caleg. Bus itu tampak polos. Ibu-ibu yang datang mengenakan bus itu pun begitu sampai di makam hanya duduk-duduk sambil makan.
Leo, 81 tahun, salah satu penjaga makam Mbah Priok, mengakui bahwa belum ada caleg yang datang sejauh ini. Kebanyakan peziarah yang datang, kata ia, hanyalah warga umum. (Baca: Caleg Tebar Janji di Makam Pangeran Jayakarta)
"Belum ada caleg setahu saya. Kalaupun ada, sulit juga untuk memastikannya karena yang ziarah ke sini itu banyak. Pengunjung ribuan, dari pagi hingga malam," ujarnya. Leo mengatakan masa jelang kampanye justru bukan masa makam menjadi ramai. Masa paling ramai, kata ia, adalah saat libur hari raya Idul Fitri dan bulan Ramadan.
Pria beranak delapan asal Bogor itu juga berkata bahwa tak ada juru doa khusus caleg di makam Mbah Priok. Kecuali, kata ia, caleg itu membawa sendiri dari luar. "Intinya, mau doa, mau ziarah di sini terserah. Kapan pun boleh. Caleg mau berdoa di sini ya berdoa saja," ujarnya.
Penus, 31 tahun, pedagang souvenir di depan makam Mbah Priok juga mengaku tak melihat satu pun caleg yang datang tiga hari terakhir. "Enggak ada Mas, orang ziarah biasa saja adanya. Mungkin nanti mendekati pemilu," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, meskipun tak tampak caleg di kawasan makam, sejumlah alat peraga kampanye terlihat di sana. Kebanyakan berupa stiker. Namun, jumlahnya tak banyak, bisa dihitung dengan jari. (Baca: Makam Pangeran Jayakarta dan Berkah Buat Politikus)
ISTMAN MP
Berita Lainnya:
Tewasnya AKBP Pamudji, Ditembak atau Bunuh Diri?
Benarkah iPod Nurhadi Harganya Rp 480 Ribu?
Ahok Terima Laporan Revitalisasi Kota Tua
Buntut Rusuh Mimika, Pendeta Tewas Ditembak