TEMPO.CO, Ciputat - Muhammad Fikri, 8 tahun, korban tenggelam di Situ Gintung bersama teman sekelasnya, Aris Eka Ramdhani, 9 tahun, siswa SDN 3 Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, yang terjadi Selasa sore, 18 Maret 2014, mengundang banyak pertanyaan. Diduga taman wisata itu minim pengamanan.
Zulkifli, 40 tahun, orang tua M. Fikri, menuturkan bahwa tidak menyangka anaknya pergi secepat itu. Ia menyesalkan mengapa hal itu bisa terjadi. Semestinya tempat tersebut ada pengamanan entah pagar ataupun larangan. "Mengapa tidak ada pengamanan ekstra seperti pagar?" ujarnya.
Ia berharap pemerintah sebaiknya membuat aturan atau pagar di sepanjang bendungan Situ Gintung supaya aman. "Saya berharap, agar tidak terulang kembali, perlu diberikan pembatas," katanya.
Ia menuturkan dirinya merasa kehilangan anak yang masih duduk di bangku kelas 2 itu. Sebab, M. Fikri anak yang bertanggung jawab, rajin belajar, dan patuh kepada orang tua.
"Tanggung jawabnya besar. Bila ada pekerjaan rumah dari sekolah, ia kerjakan dengan tekun. Kini ia telah pergi untuk selamanya," tuturnya dengan mata berkaca-kaca seusai memakamkan anaknya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Gunung, Cirendeu, Ciputat Timur, persis di samping UMJ.
Zulkifli menambahkan, anaknya sejak tiga pekan lalu setiap hari Minggu selalu mengajak orang tuanya bermain di Situ Gintung. Namun Zulkifli tak menurutinya. "Anak saya (M. Fikri) selalu mengajak saya saat hari libur tiba. Ia tahu di tempat tersebut banyak orang lari pagi," ujarnya.
Nur Aini, wali kelas M. Fikri dan Aris di kelas 2 B, SDN 3 Rempoa, Ciputat Timur, menuturkan taman wisata ini tak layak untuk dikunjungi masyarakat, terutama anak kecil. Sebab, tidak ada pagar pembatas di sepanjang saluran air. "Saya menganggap tidak layak Taman Situ Gintung itu untuk dijadikan referensi wisata," ujarnya.
Bila memang tempat tersebut sebagai referensi wisata, kata Aini, seharusnya ada pengamanan sebaik mungkin bagi masyarakat sekitar dan Tangerang Selatan. Bila memang masyarakat hendak bermain ke kawasan Situ Gintung bersama anak-anaknya, para orang tua harus mendampingi.
Lurah Cirendeu, Ciputat Timur, Suharto Mardjuki, menuturkan Situ Gintung itu ditangani oleh Balai Besar Kali Ciliwung Pusat Jakarta, jadi kewengangan ada di sana. "Kami mengimbau kepada masyarakat agar waspada dan berhati-hati," ujarnya.
Ia menambahkan, apabila ada keluarga yang hendak berwisata ke Situ Gintung membawa anak-anak, sebaiknya mendampingi anak-anaknya. "Anak-anak kan main ke sana kemari, lebih baik dijaga dengan saksama agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Pantauan Tempo, di Situ Gintung memang minim pagar pembatas. Pagar hanya ada di sekitar bendungan. Papan imbauan hanya terdapat di sekitar Danau Situ Gintung, sedangkan di bendungan dan di pinggir saluran tidak ada imbauan apa-apa. (Baca: Parkir di Kawasan Kuliner Sabang-Jaksa Ditertibkan dan Colette & Lola, Terlalu Manis untuk Dilupakan)
MUHAMMAD KURNIANTO