TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch menyampaikan sejumlah kejanggalan dalam kasus pembunuhan Kepala Layanan Markas Polda Metro Jaya AKBP Pamudji oleh anak buahnya, Brigadir Susanto. IPW menilai ada beberapa hal yang masih janggal serta belum berhasil diuraikan polisi. "Fakta pelaku menembak karena ditegur oleh atasannya karena tidak mengenakan seragam masih sulit diterima," ujar Ketua IPW Neta S. Pane, Senin, 24 Maret 2014.
Ia menduga ada motif lain di balik penembakan itu. Menurut Neta, peristiwa ini perlu penelusuran sesungguhnya dari motif pelaku. Namun hingga kini, kepada polisi, pelaku pun belum mengakui perbuatannya. "Itu harus diselidiki juga kenapa hingga kini Susanto masih berkeras kalau Pamudji bunuh diri," katanya.
Kejanggalan lain adalah tak adanya sidik jari di pistol yang ditemukan di lokasi kejadian. "Sidik jari terhapus begitu cepat," ujarnya. Karena, menurut saksi, usai bunyi letusan, pelaku langsung lari keluar dan diduga tak sempat menghapus jejak di gagang senjata.
Atas sejumlah kejanggalan ini, Neta meminta penyidik untuk mencari bukti, fakta, dan kesaksian lain untuk menyimpulkan kasus ini. "Perlu diyakinkan lagi kalau Susanto melakukan penembakan," katanya.
Susanto diduga menembak atasannya pada Selasa pekan lalu. Ia sudah dijadikan tersangka dengan tuduhan pembunuhan sesuai Pasal 338 KUHP. Kini ia masih menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Banyak pihak masih merasa belum puas dengan peningkatan status Susanto yang dinilai tak dilandasi bukti kuat.
M. ANDI PERDANA
Berita Lainnya:
Ahok Optimistis Gerindra Raup 20 Persen Suara
Siapa Wakil Presiden Ideal Buat Jokowi?
FOTO : Prabowo dan Kudanya saat Kampanye Terbuka di GBK
Ridwan: Jokowi Harusnya Nyapres di Pasar Klewer