TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah nasabah Golden Traders Indonesian Syariah (GTIS) bertemu Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin dan Direktur GTIS Azzidin untuk membicarakan dana nasabah yang dibawa kabur Direktur GTIS sebelumnya, Michael Ong.
Namun belum ada solusi dalam pertemuan tersebut. Sejumlah nasabah justru ribut dengan sekelompok preman yang menggeruduk pertemuan tadi. Akibatnya, seorang nasabah mengalami luka di tangan dan kepala. (Baca: Tagih Janji GTIS, Nasabah Malah Babak Belur)
Menanggapi kebuntuan itu, Din Syamsuddin menyarankan para nasabah menempuh jalur hukum. "Saya hanya mendorong agar nasabah tempuh jalur hukum saja," katanya kepada Tempo, Rabu, 2 April 2014. (Baca: Kasus Investasi Emas Bodong GTIS Panas Lagi)
Salah satu perwakilan nasabah, Anis Assegaf, mengatakan tidak berniat melapor ke kepolisian. Menurut dia, jika dilaporkan ke kepolisian, kemungkinan kecil uang mereka bisa kembali. (Baca: Tergiur Label MUI, Nasabah Tertipu Investasi Emas)
Apalagi, para nasabah menduga pihak GTIS bisa bermain di ranah hukum, sehingga mereka akan bebas dari hukuman. "GTIS-nya sendiri menantang minta dilaporkan. Ini Aneh," ujarnya.
Meski demikian, menurut Anis, sudah ada juga sejumlah nasabah yang melaporkan kasus ini ke kepolisian. "Namun berjalan lambat dan belum ada perkembangan," katanya.
Menurut Anis, para nasabah masih berupaya menuntut pertanggungjawaban dari GTIS dan MUI, selaku pemberi sertifikat syariah bagi GTIS. "Kami akan tetap menuntut kedua-duanya," ujarnya. (Baca: MUI Akui Kecolongan Soal Investasi Bodong GTIS)
Kasus investasi bodong GTIS bergulir sejak 2013. Uang nasabah hampir mencapai Rp 1 triliun dibawa kabur oleh petinggi GTIS, yaitu Michael Ong dan Edward Soong. (Baca: Direktur Utama Golden Traders Dilaporkan ke Polisi)
NINIS CHAIRUNNISA
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo
Berita terpopuler:
Macam-macam Teror ke Jokowi
Habibie Perkenalkan Pesawat R80 Rancangannya
Heboh Agnes Pakai 'Popok' di Klip Coke Bottle