TEMPO.CO, Jakarta - Dedi, 31 tahun, warga Jatinegara, Jakarta Timur, mengerang kesakitan setelah menjadi bulan-bulanan penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Cilebut, Bogor, Senin, 14 April 2014. Soalnya, spesialis pencopet di KRL itu membuat geram sejumlah penumpang lantaran menuduh orang lain mencopet untuk menyelamatkan diri.
"Dia menuduh orang lain yang mencopet, padahal dia pelakunya," kata petugas BKO dari Korps Marinir Cilandak, Peltu Sugiono, di Stasiun Depok Baru, Senin, 14 April 2014. Pencopet melakukan aksinya di Stasiun Cilebut sekitar pukul 08.30 WIB, "tapi dibawa ke sini (Stasiun Depok Baru) untuk diproses," kata Sugiono.
Dedi menyamar sebagai penumpang biasa dari Stasiun Bogor dengan menggunakan baju rapi layaknya karyawan kantoran. Di dalam gerbong KRL jurusan Jakarta yang tengah melaju, Dedi mengincar korbannya, Wimpi Rangkuti, 52 tahun. Wimpi merasa ada tangan yang mengambil teleponnya yang diletakkan di pinggang kanannya.
Secara refleks Wimpi pun langsung meremas tangan dan leher Dedi. Namun pria penganggur itu mengelak dituduh mencuri, dan malah menuding orang lain. "Saya tahu dia yang ambil, jadi saya enggak terpengaruh dengan tudingan dia," kata Wimpi. Wimpi lalu mendesak Dedi agar mengaku. "Akhirnya dia baru ngaku."
Pengakuan Dedi memancing kemarahan penumpang lainnya sehingga dia sempat menjadi bulan-bulanan. Beruntung bagi Dedi, petugas keamanan segera melerai mereka. Dedi kemudian dibawa ke pos keamanan di Stasiun Depok Baru.
Dedi sendiri mengaku baru tiga kali melakukan pencopetan. Di KRL, dia baru sekali ini mencopet. "Biasanya bus," kata Dedi. Dia mengaku terpaksa mencopet lantaran tak punya mata pencaharian lain. "Baru kali ini ketahuan. Uangnya untuk makan keluarga," katanya. (Baca : Spesialis Copet di KRL Ditembak | -metro- | Tempo.co)
Sugiono mengatakan Dedi akan langsung dibawa ke pihak berwenang. Telepon genggam bermerek Cross milik Wimpi dijadikan barang bukti di kepolisian. Pada pukul 11.00 tadi, Dedi diseret dari Stasiun Depok Baru menuju Markas Polresta Depok. "Kami bawa ke polisi," kata Sugiono.
Sugiono mengatakan pencopetan di KRL masih marak terjadi di Stasiun Bogor, Depok, dan Lenteng Agung. Dalam satu bulan, bisa lima sampai enam insiden terjadi. "Bulan ini saja sudah sekitar lima orang yang tertangkap," katanya. Keberadaan pencopet ini, kata dia, masih sulit dideteksi dan mereka tak pernah terbuka jika tertangkap.
ILHAM TIRTA
Berita Terpopuler
Lompat dari Kereta, Pembunuh Juragan Bakso Lolos
Sakit, Ahok Absen Hari Ini
Sebelum Dibunuh, Didi dan Anita Ikut Nyoblos
Lihat SMS Mesra Ibu, Riki Habisi Nyawa Bosnya