TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Bank Negara Indonesia Tribuana Tunggadewi mengatakan kasus pemukulan penagih utang terhadap kerabat nasabah bank itu diserahkan ke kepolisian. Menurut dia, BNI tidak akan mencampuri proses hukum yang sedang ditangani oleh Polres Jakarta Barat tersebut. "Itu ranah hukum. Kami tidak akan ikut campur," katanya kepada Tempo, Senin, 14 April 2014.
Tribuana mengatakan pemukulan oleh Phonce, penagih utang yang disewa BNI, jelas bertentangan dengan tata cara penagihan utang yang diinginkan BNI. Dia mengatakan perusahaan pelat merah itu tidak pernah menyetujui cara-cara menagih utang melalui jalan kekerasan.
Karena itu, dia menyatakan pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut. BNI, kata dia, tidak pernah meminta penagih utang menggunakan kekerasan. "Jadi kalau ada tindak kekerasan, itu di luar tanggung jawab kami," ujarnya.
Adapun dalam soal tunggakan pemilik kartu kredit bernama Rinaldi Hatuan Edward, Tribuana mengatakan nasabah itu memang belum melunasi kewajibannya. Dia juga menyatakan tidak tahu-menahu ihwal kemungkinan adanya pihak lain yang sudah menuntaskan utang Rinaldi. "Yang jelas kami belum terima sama sekali sisa kewajiban pemilik kartu," ujarnya.
Tribuana mengatakan total tunggakan yang harus dibayar Rinaldi Rp 9,9 juta. Jumlah utang Rinaldi sebenarnya lebih besar dari itu, namun BNI disebut memberi diskon sehingga kewajibannya berkurang. "Kami baru terima pembayaran sebesar Rp 8 juta, sisa Rp 1,9 juta lagi," katanya.
Pihak bank, kata dia, akan tetap mengeluarkan surat tagihan selama utang belum dilunasi. Itu sebabnya BNI belum bisa menerbitkan surat pelunasan utang. "Pokoknya dari kami penjelasannya memang utang itu belum lunas," katanya.
Sebelumnya, Agustinus Reinhard, 34 tahun, melaporkan BNI cabang Kota, Tamansari, Jakarta Barat, ke Polres Jakarta Barat atas tuduhan penganiayaan. Dia mengaku dianiaya oleh penagih utang alias debt collector karena masalah tagihan kartu kredit. Menurut dia, tagihan kartu kredit itu sudah dilunasi pada 2013. Polisi sudah menangkap pelaku penganiayaan tersebut.
DIMAS SIREGAR
Baca juga:
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Survei: Malaysia Sembunyikan Informasi MH370
Aher: PKS Tawarkan Koalisi Sepaket dengan Cawapres
Penjualan Tank Jerman ke Arab Saudi Mungkin Batal
Sebelum Dibunuh, Didi dan Anita Ikut Nyoblos
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks