TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian meminta taman kanak-kanak internasional tempat siswa korban pelecehan seksual bersekolah mengevaluasi sistem bekerja karyawannya. "Kami minta sekolah mengevaluasi siapa saja yang bekerja di sana," ujar juru bicara Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Selasa, 15 April 2014. Hingga saat ini, setidaknya dua pekerja diduga menjadi pelaku kekerasan seksual. (Baca: Pelecehan Bocah TK Internasional, Diduga Ada Pelaku Lain)
Menurut ibu korban, ada pelaku lain yang diduga melakukan pelecehan seksual. Pelaku diduga adalah orang yang menggantikan dua terduga pelaku, Al dan VA, bila sedang tidak masuk sekolah. (Baca: Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot)
Rikwanto mengatakan sistem penggantian inilah yang perlu dievaluasi oleh pihak sekolah. "Kok, bisa orang-orang saling menggantikan semudah itu," ujarnya. Menurut dia, dari laporan sang ibu, dua terduga pelaku lain berinisial ZA dan AN.
Terkait tuduhan yang makin berkembang ini, pihak sekolah masih enggan memberikan komentar. "Kami harus berdiskusi dulu," ujar salah seorang guru yang menolak disebut namanya ketika ditemui Tempo.
Siswa TK internasional ini mengalami pelecehan seksual di toilet sekolah tersebut. Selain mendapat pelecehan, korban juga dipukuli oleh kedua pelaku. Akibat kejadian ini, korban hingga saat ini menderita trauma psikologis.
M. ANDI PERDANA
Berita Lainnya:
Jakarta Raih Peringkat 1 Kota di Negara Berkembang
AC Milan Bidik Dua Punggawa Chelsea
Giovinco Bantah Bermasalah dengan Fan Juventus