Akibat tidak punya pemasukan, Sandy punya utang sampai jutaan rupiah untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Dia juga sudah menggadaikan sebuah sepeda motor bebek miliknya kepada seorang tetangga sebesar Rp 2,5 juta untuk memenuhi kebutuhan hidup. "Saya juga punya utang Rp 1,2 juta di warung buat ambil beras, gula, dan kopi. Tapi sampai sekarang belum bisa bayar," ujarnya lirih.
Akibat sepeda motornya sudah digadaikan, warga Kampung Tengah, Kramat Jati, itu terpaksa berjalan kaki untuk bekerja karena tidak memiliki kendaraan lain. Selain itu, dia punya seorang anak yang masih duduk di bangku kelas III SD. Istri Sandy, Sri Ningsri, 40 tahun, yang juga bekerja sebagai petugas kebersihan mengalami nasib serupa. Bersama Sandy, status pekerjaan Sri dialihkan dari perusahaan swasta menjadi tenaga kontrak di Suku Dinas Kebersihan pada Januari lalu.
Tidak hanya Sandy dan Sri, mandeknya pembayaran gaji oleh Sudin Kebersihan juga dialami sepuluh petugas kebersihan lain. Sandy dan istrinya berharap agar gaji mereka dan beberapa teman itu dapat segera dibayarkan oleh pemerintah. "Kami kerja tiap hari, ya, masak enggak dibayar? Mau makan pakai apa?" ujar Sri.
Dihubungi terpisah, Kepala Sudin Kebersihan Jakarta Timur Apul Silalahi mengakui bahwa memang ada masalah pencairan dana untuk gaji para tenaga kontrak ini. "Belum turun dari Dinas Kebersihan Provinsi," katanya. Namun dia berjanji gaji para petugas akan dibayarkan dengan cara dirapel pada pekan ini. "Kemarin dapat informasi, uangnya sudah siap dicairkan dan akan segera ditransfer ke rekening para petugas kebersihan pekan ini." (Baca berita lain: Tata Kota Jakarta Kalahkan Manila dan Addis Adaba)
PRAGA UTAMA
Berita Lainnya:
Tata Kota Jakarta Kalahkan Manila dan Addis Adaba
Pesawat Kepresidenan Jajal Terbang, Ini Rutenya
Cegah Pelecehan Seksual, Ajarkan Anak 5 Hal Ini