TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mengatakan robohnya baliho yang terjadi di beberapa ruas jalan di Jakarta, Selasa, 22 April 2014, adalah masalah paling besar. Menurut dia, insiden itu disebabkan tidak adanya audit konstruksi antara perusahaan reklame dan Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan.
"Banyak sekali izin nyambung, si reklame ini nggak mau audit konstruksi lagi," kata Ahok, di Balai Kota, Rabu, 23 April 2014. "Ini izin lama yang semuanya struktur bermasalah."
Ahok mengatakan pemasangan billboard dan reklame di Jakarta adalah masalah paling fatal di DKI Jakarta. Selain izinnya tidak jelas, menurut dia, seharusnya insiden jatuhnya papan baliho kemarin tidak terjadi kalau diberlakukan sanksi yang jelas.
Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang di Jakarta kemarin sore memakan korban. Sebanyak tiga orang harus mendapatkan perawatan medis karena terluka akibat tertimpa baliho roboh di Jalan S. Parman, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.
Adapun baliho raksasa yang roboh itu berada tepat di depan Wisma BCA dan menutup sebagian ruas Jalan S. Parman. Kemacetan tak terhindarkan karena peristiwa itu terjadi pada saat puncak jam pulang kantor yang padat kendaraan. Kemacetan diperparah oleh pengendara yang berteduh dan memarkir motornya di bawah flyover Kemanggisan.
Ditambah dengan tumbangnya baliho di depan RS Harapan Kita yang tak jauh dari baliho di Wisma BCA, yang membuat lalu lintas semakin macet. Beruntung baliho di depan rumah sakit jantung itu tidak memakan korban jiwa.
REZA ADITYA
Berita Lainnya:
Pengacara Korban: Tangkap Ketua Yayasan JIS
Polisi Minta JIS Tak Lagi Ubah TKP
JIS Bantah Bungkam Orang Tua Korban