TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya mengevaluasi sistem pengamanan terhadap para tahanan di kantor-kantor kepolisian, mulai tingkat kepolisian daerah hingga kepolisian sektor.
"Kami kontrol setiap jam dan akan ada pemeriksaan secara insidental," ujar juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Senin, 5 Mei 2014.
Dia berharap sistem ini akan mengurangi tingkat kematian tahanan di dalam maupun luar sel, termasuk di kamar mandi.
Dalam dua pekan terakhir, dua tahanan tewas selama pemeriksaan di kantor polisi. Azwar, tersangka kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS), tewas setelah menenggak cairan beracun di toilet Polda Metro Jaya. (Baca: Tersangka Kasus JIS Bunuh Diri di Toilet Polda)
Seorang tahanan lain, Setyo Riyadi, pembunuh sopir taksi Express, tewas dengan cara gantung diri di kamar mandi tahanan Polsek Duren Sawit, Jakarta Timur. (Baca: Pembunuh Sopir Taksi Express Gantung Diri)
"Jika ada indikasi tahanan sakit atau depresi, bisa ditemukan lebih awal," ujarnya. Ia menyatakan depresi bisa jadi salah satu alasan tahanan nekat mengakhiri hidupnya. Untuk itu, kata dia, harus ada kontrol lebih dini agar tahanan tetap waras.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Edi Hasibuan menyatakan evaluasi keamanan dalam penjara perlu dilakukan. "Polisi bertanggung jawab pada tahanannya," ujar Edi.
Menurut dia, polisi tidak boleh lalai yang berdampak pada kabur atau bunuh dirinya tahanan. "Pengawasan terhadap tahanan harus ditingkatkan," ujarnya.
Salah satu cara yang disarankannya adalah melakukan pengecekan lebih rutin terhadap para tahanan di dalam penjara. "Agar kasus kematian seperti dua tahanan tak terjadi lagi."
M. ANDI PERDANA