TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) DKI Jakarta Deded Sukandar menyatakan Jakarta kekurangan tenaga penyuluh program Keluarga Berencana. Jumlah yang ada sekarang, menurut dia, kurang dari separuh jumlah ideal penyuluh KB (PKB).
"SDM kami masih kurang," kata dia kepada Tempo, Kamis, 19 Juni 2014. Hal itu menyebabkan kinerja penyuluhan KB kepada warga Jakarta tidak bisa optimal.
Menurut Deded, idealnya Jakarta memiliki sekitar 250-300 PKB yang tersebar di semua wilayah, baik di kecamatan maupun kelurahan. "Jumlah di setiap kelurahan harus disesuaikan dengan potensi ledakan penduduknya," kata dia. (Baca: Indonesia Paceklik Penyuluh KB)
Dijelaskan Deded, saat ini Jakarta telah memiliki sekitar 10 juta penduduk. Ledakan penduduk bisa terjadi jika warganya tidak mengikuti KB. "Kita perlu ingat Jakarta lahannya terbatas dan tak punya banyak sumber daya alam," kata dia. Jika ledakan penduduk terjadi, dikhawatirkan penduduk sulit mencukupi kebutuhannya.
Selain SDM, menurut Deded, pemberian program KB pun harus diberikan dengan sistem jemput bola. "Kalau kami tak jemput, tak punya peluang," kata dia. Karenanya, dia meminta para PKB bisa menyampaikan penyuluhan lapangan dari rumah ke rumah. (Baca: BKKBN Gandeng TNI untuk Sukseskan KB)
NINIS CHAIRUNNISA
Terpopuler:
Empat Saksi Penting Hambalang Meninggal, Kenapa?
KPK: Jangan Ada Lagi Menteri seperti Suryadharma
KPK Berencana Tempuh Jalur Hukum Soal Transkrip
Empat Saksi Penting Hambalang Meninggal, KPK Santai
Hujan Ekstrem di Jabodetabek hingga Pekan Depan