TEMPO.CO, Bekasi - PT Jasa Marga Tbk menyatakan gerbang tol Bekasi Barat 3 layak dilintasi seluruh golongan kendaraan yang keluar dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Namun, infrastuktur pendukung tak memadai, sehingga hanya diperuntukkan bagi kendaraan kecil.
"Kalau yang besar keluar di Bekasi Barat 1 saja," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Ahad, 6 Juli 2014. Sejauh ini, kendaraan besar yang melintas di Jalan KH Noer Alie dibatasi jam operasinya, yakni pukul 21.00 WIB-04.00 WIB. Alasannya, kepadatan arus lalu lintas.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Supandi Budiman, mengatakan pihaknya bakal mempertimbangkan kendaraan besar melintas apabila infrastuktur di sisi Kalimalang rampung dikerjakan. Saat ini, pemerintah setempat telah membuka jalan baru di sisi kiri Kalimalang hingga perbatasan Jakarta Timur. (Baca: Gerbang Keluar Tol Bekasi Barat Resmi Dioperasikan)
Jalur baru tersebut memiliki lebar tujuh meter. "Dilihat dulu nanti, kepadatannya seperti apa," kata Supandi. Setelah gerbang keluar tol Bekasi Barat 3 dibuka pada Sabtu, 5 Juli 2014, pihaknya menerjunkan personel lalu lintas dibantu aparat kepolisian.
Petugas berjaga di sekitar Grand Metropolitan Mall atau, akses pertama keluar tol tersebut, serta simpang rumah sakit Global Awal Bros. Berdasarkan pantauan Tempo, akses keluar tol hanya bisa langsung ke kiri, karena di jalan inspeksi Kalimalang diberlakukan satu arah ke Jakarta.
Adapun, kendaraan yang hendak ke Jalan KH Noer Alie harus melintas di atas jembatan di atas Kalimalang depan Grand Metropolitan Mall. Sayangnya, akses keluar tol dan keluar mal hanya searah. Sehingga, apabila terjadi kepadatan arus, akan menimbulkan kemacetan.
Supandi mengklaim begitu dibuka gerbang tol Bekasi Barat 3, terjadi pengurangan kepadatan arus lalu lintas di traffic light Jalan Ahmad Yani atau keluar Tol Bekasi Barat 1. Hasilnya, kepadatan arus mengarah ke Kantor Wali Kota Bekasi berkurang. Menurut dia, banyak kendaraan yang keluar di tol Bekasi Barat 3 dengan tujuan Jakasampurna, Galaxi, dan sejumlah warga di sekitar Jalan KH Noer Alie.
Juru bicara PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Iwan Aprianto, mengaku belum mengetahui traffic kendaraan di gerbang keluar tol Bekasi Barat 3, sebab baru dibuka selama dua hari. "Besok (Senin) mulai dievaluasi, berapa persen kendaraan yang melintas dibanding di gerbang tol Bekasi Barat 1," kata Aprianto.
Sebelumnya PT Jasa Marga Tbk memprediksi sekitar 10 persen dari kendaraan yang melintas di gerbang keluar tol Bekasi Barat 1 ke Bekasi Barat 3 yang mencapai 27 ribu kendaraan. Meski demikian, perusahaan pelat merah tersebut, enggan mengungkapkan apakah mengalami defisit atau tidak jika kendaraan yang melintas sebanyak 2.700 per hari. Pasalnya, kendaraan itu hanya peralihan dari Bekasi Barat 1.
Sejak Sabtu, 5 Juli 2014, gerbang keluar tol Bekasi Barat 3 resmi beroperasi. Ini setelah Pemerintah Kota Bekasi bersedia menanggung biaya apabila terjadi defisit setelah bukaan tol tersebut dioperasionalkan. Pemkot bakal mengalokasikan dana melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Gerbang keluar tol Bekasi Barat 3 memiliki dua gerbang manual dan satu gerbang tol otomatis. Akses jalan dari bukaan tol itu, langsung ke venue-venue pusat perbelanjaan yang dibangun PT Metropolitan Land Tbk. Pengembang itu pula yang membangun gerbang tol tersebut, sebagai akses menuju jalan inspeksi Kalimalang di Jalan KH Noer Alie.
Ramp tol berada di atas tanah sepanjang 1.570 meter, membelah kompleks Grand Metropolitan, sebuah pusat perbelanjaan megah di Kota Bekasi. Biaya pembangunan gerbang tol tersebut menghabiskan sekitar Rp 50 miliar. Seluruh biaya itu ditanggung swasta.
Sebenarnya, gerbang tersebut sudah bisa dioperasikan pada Maret lalu bersamaan dengan HUT Kota Bekasi. Sayangnya, PT Jasa Marga menolak mengoperasikan karena terbentur persoalan perizinan dari Kementerian PU. Dalam izin tersebut terdapat poin Pemkot Bekasi hanya menyediakan dana jaminan sebesar Rp 4,5 miliar.
ADI WARSONO