TEMPO.CO, Bekasi - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyeleksi sedikitnya 25 pegawai perempuan untuk menjabat sebagai lurah. Menurut Rahmat, lurah yang mayoritas dijabat laki-laki tak disiplin dan sering meninggalkan tempat kerjanya.
"Pak Wali yang memberikan pertanyaan, tim yang menilai," kata Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bekasi Roro Yuwanti, Senin malam, 1 September 2014. Tim tersebut gabungan dari BKD, Inspektorat, Asisten Daerah I, dan bagian hukum Pemerintah Kota Bekasi.
Seleksi diadakan di ruang rapat Wali Kota, kompleks Pemerintah Kota Bekasi, lantai 2, sejak sore hingga malam. Dalam seleksi, setiap calon lurah menyampaikan paparannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lurah.
Roro mengatakan kriteria penilaian yakni paparan, kemampuan dalam memahami tugas pokok dan fungsi, pemecahan masalah, kepemimpinan, dan tanggung jawab. "Hasilnya belum diketahui," kata Roro.
Salah satu peserta yang ditemui Tempo, Ayu Erna, mengatakan awalnya tidak mengetahui ihwal kegiatan tersebut. Dia mengaku hanya diundang oleh BKD untuk datang ke ruang Wali Kota. "Tidak tahu kalau ternyata ada tes untuk menjadi calon lurah," katanya.
Begitu masuk ke ruang tes, Ayu langsung dihadapkan dengan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. "Yang mewawancarai langsung Pak Wali dan Pak Wakil," tutur perempuan yang bertugas di Kecamatan Bantargebang ini.
Dari seluruh peserta, ada yang menolak ketika mengetahui sedang diadakan seleksi calon lurah. Alasannya, tanggung jawab lurah dianggap besar dan berisiko. "Belum siap saja, Mas. Memangnya gampang tanggung jawab sebagai lurah," ujar seorang peserta yang menolak menyebutkan identitasnya.
ADI WARSONO
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Sengketa Pilpres | ISIS | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Curhat Jokowi: Dari Sinting, Ihram dan Prabowo
Manfaat Caci Maki Florence 'Ratu SPBU'
3 Skandal Asusila Gubernur Riau yang Bikin Heboh
Ini AKBP Idha, Perwira yang Ditangkap di Malaysia